Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jumat (5/4), memperingatkan bahwa anak-anak sedang sekarat di Jalur Gaza karena kelaparan dan dehidrasi, dan bahwa “lompatan kuantum” dalam pemberian bantuan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa sangat dibutuhkan di Gaza.
“Ketika pintu bantuan ditutup, pintu menuju kelaparan pun terbuka,” kata Antonio Guterres kepada wartawan.
Dia mengatakan bahwa ketika perang enam bulan antara Israel dan Hamas semakin dekat Minggu (7 April), “kecepatan, skala dan keganasan yang tidak manusiawi” menandai perang tersebut sebagai salah satu konflik paling mematikan bagi warga sipil, pekerja bantuan, jurnalis dan personel medis.
“Enam bulan kemudian, kita berada di ambang kelaparan massal, konflik regional, dan hilangnya kepercayaan terhadap standar dan norma global,” katanya. “Sudah waktunya untuk mundur dari jurang tersebut – membungkam (pertikaian) senjata, meringankan penderitaan yang mengerikan dan menghentikan potensi kelaparan sebelum terlambat.”
Dia mengatakan setelah serangan mematikan Israel terhadap konvoi bantuan World Central Kitchen pada Senin (1/4), Israel telah berjanji untuk mengizinkan “peningkatan substansial” dalam bantuan kemanusiaan yang didistribusikan di Gaza.
“Saya sangat berharap niat yang diumumkan ini dapat terwujud secara efektif dan cepat karena situasi di Gaza benar-benar menyedihkan,” katanya.
Israel mengatakan, Jumat (5/4), bahwa mereka akan membuka sementara penyeberangan Erez ke Gaza dan mengizinkan pengiriman bantuan diproses di Pelabuhan Ashdod. Permintaan pembukaan penyeberangan Erez telah diajukan oleh lembaga-lembaga. kemanusiaan selama berbulan-bulan sebelumnya.
Sekjen PBB juga menyatakan keprihatinannya atas laporan penggunaan kecerdasan buatan (AI) oleh Israel untuk mengidentifikasi target, yang mengakibatkan tingginya korban sipil.
“Tidak seharusnya ada bagian dari keputusan hidup dan mati yang berdampak pada seluruh keluarga yang bisa didelegasikan ke perhitungan algoritma (AI),” katanya.
Sekjen PBB juga mengulangi kecamannya atas serangan teror Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel dan seruannya untuk pembebasan tanpa syarat semua sandera yang masih ditahan oleh Hamas dan kelompok bersenjata lainnya.
Dewan Keamanan PBB bertemu padaJumat dalam sesi darurat yang diserukan oleh anggotanya, Aljazair, Guyana, Slovenia dan Swiss, untuk membahas risiko kelaparan dan serangan terhadap pekerja bantuan di Gaza. Mereka akan diberi pengarahan oleh pejabat kantor urusan kemanusiaan PBB dan CEO Save the Children, Janti Soeripto. [pp/ft]