2 Partai Politik “Walk Out” Pembicaraan di Yaman

Para pendukung kelompok Syiah Houthi melakukan unjuk rasa di ibukota Sanaa (foto: dok). Pemberontak Syiah Houthi mengambil alih pemerintahan Yaman pekan lalu.

Pembicaraan yang dimediasi PBB yang bertujuan menyelesaikan krisis politik di Yaman dimulai lagi hari Senin (9/2), tetapi dua partai segera meninggalkan sidang.

Partai Islah yang beroposisi dan mewakili kepentingan golongan Islamis dan suku, dan partai Naseris yang lebih kecil, meninggalkan pembicaraan yang diadakan di sebuah hotel di Sana’a, dengan alasan mereka diancam oleh wakil kelompok Houthi, Mehdi al-Meshaat.

Pembicaraan bertujuan mengatasi krisis politik di Yaman yang rawan dan terletak di semenanjung Arab. Pemberontak Syiah Houthi merebut Ibukota Sanaa bulan September lalu dan mengambil alih pemerintahan pekan lalu, membubarkan parlemen dan menjatuhkan pemerintahan Presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi yang didukung Barat.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon mengatakan, “situasi di Yaman terus sangat memburuk dengan Houti memegang kekuasaan dan pemerintahan vakum. Legitimasi Presiden Hadi harus dipulihkan.

Ketua Partai Nasserite, Abdullah al- Noman mengatakan pihaknya tidak akan kembali ke pembicaraan dan katanya, Houti telah “mengancam akan mengambil tindakan” terhadap mereka yang menentang “deklarasi konstitusional mereka , yang mereka gunakan untuk mengambil pemerintahan.

Amerika hari Jumat juga menolak langkah Houti, dengan mengatakan, itu bukan penyelesaian krisis yang berdasarkan konsensus.