Donald Trump Sorotan Utama Debat Pertama Kandidat Capres Republik

Para kandidat calon presiden Partai Republik, dari kiri ke kanan, Chris Christie, Marco Rubio, Ben Carson, Scott Walker, Donald Trump, Jeb Bush, Mike Huckabee, Ted Cruz, Rand Paul, dan John Kasich, di panggung debat di kota Cleveland, Ohio (6/8). (AP/John Minchillo)

Trump menolak meminta maaf ketika ditanya mengenai komentar-komentarnya yang bernada menghina dan mengatakan ia mungkin akan maju sebagai calon independen jika gagal di tingkat nominasi partai.

Miliarder pengusaha real estate dan bintang acara televisi Donald Trump menjadi sorotan utama Kamis malam (6/8) saat 10 kandidat calon presiden teratas dari Partai Republik mencari momen terobosan dalam debat pertama mereka menuju pemilihan umum November 2016.

Taipan real estate tersebut dan sembilan lainnya mengambil ancang-ancang di Cleveland, negara bagian Ohio untuk debat yang memberikan publik Amerika penampilan pertama atas para kandidat teratas tersebut, enam bulan sebelum pemilihan pendahuluan di Iowa.

Trump yang senang bicara blak-blakan itu memenuhi ekspektasi publik dalam awal debat. Saat ditanya apakah ia akan menempuh jalur independen jika tidak memenangkan nominasi Republik, Trump menjawab, "saya tidak akan menjanjikan apa-apa sekarang."

Ia juga menolak meminta maaf saat ditanya mengenai komentar-komentarnya yang menghina perempuan, termasuk menyebut mereka "babi gendut," "anjing" dan "jorok."

"Masalah besar negara ini adalah terlalu bersikap politis dan lurus," ujar Trump. "Jujur saja saya tidak punya waktu untuk bersikap politis dan lurus. Dan jujur, negara ini juga tidak punya waktu untuk itu."

Donald Trump berbicara kepada media setelah debat pertama Partai Republik (6/8).

Tampil bersamanya di atas panggung, para gubernur berpengalaman, senator-senator muda dan orang luar yang belum pernah memegang jabatan publik sebelumnya. Sebagian besar dari mereka menghindari serangan langsung terhadap Trump, yang memimpin di banyak jajak pendapat baru-baru ini.

Bush: Saya Bangga dengan Abang Saya

Mantan Gubernur Florida Jeb Bush, yang secara luas dianggap sebagai kandidat unggulan dan favorit di kalangan Republik yang mapan, sadar bahwa ia harus membedakan dirinya dari abangnya, mantan Presiden George W. Bush, dan ayahnya, mantan Presiden George H.W. Bush.

"Saya harus secara layak mendapatkan (pencalonan) ini," Bush mengakui. "Mungkin standarnya malah lebih tinggi untuk saya. Tidak apa-apa. Saya memiliki jejak di Florida. Saya bangga dengan ayah saya, saya bangga dengan abang saya."

Menyoroti satu kebijakan yang berbeda dengan abangnya, Bush mengakui bahwa serangan AS ke Irak tahun 2003 merupakan "kesalahan," bahkan sambil menyalahkan Presiden Barack Obama atas kebangkitan Negara Islam atau ISIS.

"Barack Obama menjadi presiden dan ia mengabaikan Irak," ujar Bush. "Dan ketika ia pergi, ISIS muncul untuk mengisi kekosongan yang kita tinggalkan, dan kekosongan itu sekarang eksis menjadi wilayah kekhalifahan sebesar (negara bagian) Indiana."

Kampanye Anti-ISIS Dikritik

Kampanye Obama melawan ISIS merupakan target kritikan luas dari para pendebat, banyak diantaranya yang menyerukan AS untuk menurunkan pasukan tempur untuk membantu mengalahkan kelompok ekstremis radikal itu.

Namun Senator Rand Paul, yang sering menyerukan pengurangan intervensi militer Amerika di luar negeri, mengatakan AS harus berpikir sebelum mendanai para pemberontak yang memerangi ISIS.

"ISIS berkendara dengan Humvee AS senilai satu miliar dolar. Ini memalukan. Kita harus berhenti. Kita seharusnya tidak mendanai musuh kita," ujar Paul.

Dalam salah satu adu argumen terpanas malam itu, Senator Paul berhadapan dengan Gubernur New Jersey Chris Christie mengenai pengintaian kontroversial atas warga AS dan orang asing oleh Badan Keamanan Nasional AS (NSA).

"Saya ingin mengumpulkan lebih banyak catatan mengenai teroris dan lebih sedikit (data) dari warga Amerika biasa," ujar Paul, yang merupakan pengkritik tajam NSA atas pengumpulan besar-besaran catatan telepon warga AS.

Governor Christie menyerang balik, menyebut jawaban Paul "sangat konyol."

Chris Christie, Marco Rubio dan Ben Carson di panggung debat Partai Republik (6/8).

"Anda tahu, senator, ketika Anda duduk dalam sub-komite dan hanya beromong kosong mengenai hal ini, Anda boleh mengatakan hal seperti itu. Ketika Anda bertanggung jawab melindungi nyawa banyak orang Amerika, yang Anda perlu lakukan adalah menjamin Anda menggunakan sistem dengan seharusnya," ujar Christie.

Adu pendapat ini merupakan cerminan kesenjangan lebar di dalam Partai Republik antara mereka yang menyukai kebijakan keamanan nasional yang lebih keras dengan mereka yang menyukai pendekatan yang lebih memihak kemerdekaan sipil.

Penonton yang antusias mencapai 4.500 orang mengisi arena debat, memberi semangat para kandidat, termasuk mantan Gubernur Arkansas Mike Huckabee, Gubernur Ohio John Kasich, Senator Marco Rubio dan Senator Ted Cruz, dan pensiunan dokter bedah syaraf Ben Carson.

Sebelum acara utama, tujuh kandidat calon presiden Republik yang ada di posisi-posisi lebih rendah dalam jajak pendapat ambil bagian dalam debat terpisah dan dengan segera menantang kredensial konservatif Trump.

Mantan Gubernur Texas Rick Perry membandingkan ucapan keras Trump mengenai kontrol imigrasi dengan rekam jejaknya sendiri, yang menempatkan pasukan Garda Nasional untuk menghentikan arus imigran ilegal.

Para pengunjung restoran Harry Buffalo di luar arena debat, menyaksikan acara tersebut melalui televisi (6/8). (VOA/Kane Farabaugh)

Mantan CEO Hewlett-Packard Carly Fiorina juga menyerang Trump, dengan mengatakan bahwa perubahan posisinya dalam isu-isu utama membuatnya tidak dapat dipercaya.

Perry dan Fiorina berbagi panggung dengan mantan-mantan gubernur George Pataki dan Jim Gilmore, Gubernur Louisiana Bobby Jindal, Senator Lindsay Graham dari South Carolina dan mantan Senator Rick Santorum dari Pennsylvania.

Hillary Jadi Target

Kandidat capres terdepan dari Partai Demokrat, Hillary Rodham Clinton, merupakan sasaran empuk lainnya dalam forum pra-debat, terutama ketika para moderator menanyakan tentang kebijakan luar negeri. Senator Graham mendesak Amerika untuk tidak mendukung mantan ibu negara dan menteri luar negeri itu.

"Bagi semua orang Amerika yang ingin kehidupan yang lebih baik, jangan memberikan suara untuk Hillary Clinton. Anda tidak akan mendapatkannya," ujar Graham.

Kesepuluh orang yang berkompetisi dalam debat utama di saluran televisi Fox News dipilih berdasarkan jajak-jajak pendapat yang digunakan jaringan itu. Model serupa diperkirakan akan dilakukan untuk debat-debat Republik yang akan datang.

Trump menuju debat larut malam itu dengan posisi kuat dalam jajak-jajak pendapat nasional. Sebuah survei Bloomberg yang dirilis Selasa menunjukkan Trump meraih angka 21 persen, membuatnya memimpin dengan angka dua digit dibandingkan kandidat lain.

Sementara itu, Partai Demokrat mengumumkan Kamis di Washington bahwa Komite Nasional Demokrat telah menentukan debat pertama kandidat capres akan berlangsung 13 Oktober di Nevada. Akan ada empat debat awal sebelum kaukus Iowa yang dimulai 1 Februari.