Diaspora di AS Ikut Bantu Populerkan Pickleball di Indonesia

Hendry Winarto (kanan) bermain pickleball dalam sebuah kompetisi di ClearOne Sports Center di Orlando, Florida. (Foto: Jack Gouras)

Pickleball adalah olahraga dengan perkembangan tercepat di AS selama dua tahun belakangan. Olahraga baru ini digandrungi banyak orang dari segala usia karena low impact, mudah dimainkan dan menyenangkan. Dua diaspora Indonesia di AS yang menjadi pelatih dan duta pickleball, ikut membantu memopulerkan olahraga itu di tanah air.

Tarmizi Mawardi dibuat penasaran pada 2018 ketika melihat beberapa orang bermain olahraga raket di sebuah lapangan di New York City.

"Saya lihat-lihat, ini alatnya dari semacam kayu triplek, bolanya bulat plastik berlubang, lapangannya seperti bulu tangkis. Saya tanya dalam bahasa Inggris, "Ini permainan apa?" Mereka bilang, "Pickleball," ujar diaspora Indonesia yang telah tinggal di NYC sejak 1995 ini.

Tarmizi Mawardi memegang bola dan paddle, berfoto di depan backdrop bertuliskan "Olahraga Paling Pesat di AS"

Sekalinya mencoba, pria 55 tahun ini pun ketagihan. "Olahraga ini tingkat kebugarannya tinggi, dan tingkat cederanya lebih rendah. Cocok sekali buat peminat yang berumur di atas 40-an, tapi ini bagus buat semua orang," kata mantan pegulat nasional pada era 80an ini.

Mengenal Pickleball, Olahraga dengan Perkembangan Tercepat di AS

Pickleball adalah olahraga yang memadukan unsur tenis, bulu tangkis dan pingpong. Menurut USA Pickleball, olahraga ini diciptakan oleh Joel Pritchard seorang warga AS di negara bagian Washington pada 1965. Ia berimprovisasi menggunakan paddle ping pong dan bola plastik di lapangan bulu tangkis.

Your browser doesn’t support HTML5

Diaspora di AS Promosikan Pickleball di Indonesia

Pickleball booming sekitar lima tahun belakangan, terutama selama pandemi, dan menjadi olahraga dengan perkembangan tercepat di AS dalam dua tahun terakhir, menurut data Asosiasi Industri Olahraga & Kebugaran. Saat ini ada hampir lima juta pemain pickleball di AS, naik dua kali lipat dari 2014. Sekitar 17 persen pemain berusia 65 tahun ke atas, dan sepertiga berusia di bawah 25 tahun, menurut asosiasi itu.

Pelatih bulu tangkis dan pickleball di North Carolina, Hendry Winarto, menyebut olahraga ini kian diminati segala usia karena "mudah dan menyenangkan."

Hendry Winarto (kiri) bersama Sekjen Federasi Pickleball Indonesia Susilo (baju putih) dan Duta Pickleball asal Inggris, Pickleball Jeff (baju merah) serta para pemenang kejuaraan di UNJ. Foto milik pribadi.

Hendry, yang kerap ikut kejuaraan pickleball sejak 2013, mengamati perkembangan olahraga ini. Pria 37 tahun ini mengatakan olahraga tersebut tak lagi didominasi pemain lansia dan bakat-bakat baru pun terus bermunculan.

"Sampai tahun lalu, ngga perlu main, ngga perlu latihan, bener-bener drill saja, kita masih bisa mengimbangi, masih bisa melawan pemain pro, sekarang ngga bisa. Sekarang pickleball itu istilahnya bener-bener olahraga serius, bukan sekadar game," kata mantan atlet badminton ini.

Sosialisasi Pickleball di Indonesia

Popularitas pickleball sudah menjalar ke negara-negara lain, termasuk Indonesia, di mana banyak warganya sangat menyukai bulu tangkis.

Menurut Federasi Pickleball Indonesia, pickleball pertama kali diperkenalkan ke Indonesia pada 2019 di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Hendry, yang tercatat sebagai duta pickleball Federasi Pickleball Internasional, ikut hadir dan memberikan coaching clinic kepada para mahasiswa.

Hendry Winarto (kiri) bermain pickleball dalam kejuaraan APP Tour yang diadakan Asosiasi Profesional Pickleball di Delray Beach, Florida. Photo by Scott Kufus.

"Animonya udah besar di Jakarta, waktu saya datang kelihatan banyak yang berminat," jelasnya.

Tarmizi juga meyakini minat warga Indonesia terhadap olahraga ini akan terus bertambah. "Kan kita negara pemain bulu tangkis, tenis dan tenis meja, jadi mudah sekali untuk dikembangkan, karena ini kan termasuk olahraga rakyat."

Tarmizi menyosialisasikan pickleball di daerah asalnya, Sumatera Barat. Pada awal 2021, ia pulang ke Padang untuk membangun dua lapangan khusus pickleball di tanah milik seorang teman. "Saya beli peralatan, bola, net, alat pemukul namanya paddle, saya bawa ke Indonesia, nah itu dipakai buat pengenalan, semua dengan biaya sendiri," imbuhnya.

Tarmizi Mawardi (baju merah) memberikan pengarahan kepada para pelajar SD Kartika 1-11 Padang.

Di sini, ia memperkenalkan pickleball kepada guru-guru olahraga di kota Padang. Selain itu, mantan guru olahraga ini juga membuat lapangan pickleball di sebuah Sekolah Dasar di mana ia pernah mengajar dan memperkenalkannya kepada para siswa.

"Saya ingin sekali olahraga ini berkembang di Indonesia, minimal Sumbar," ujar Tarmizi. Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Provinsi Pickleball Sumbar periode 2021-2025, peran yang dijalankannya secara jarak jauh dari AS.

Kini pickleball di Indonesia terus berkembang, ditandai dengan berbagai kompetisi, termasuk kejuaraan nasional di Surabaya pada November 2021 lalu.

Mereka berharap pickleball bisa segera diakui sebagai cabang olahraga resmi agar bisa dipertandingkan di level yang lebih tinggi seperti PON dan Sea Games hingga Olimpiade. [vm/ab]