Di Kepulauan Solomon, Sebagian Warga Mewaspadai Proyek Konstruksi yang Didukung Beijing

Bendera China berkibar di depan gedung Kedutaan Besar China di Honiara, Kepulauan Solomon, dalam foto yang diambil pada 1 April 2022. (Foto: AP/Charley Piringi)

Di jalan utama Honiara, ibu kota Kepulauan Solomon, pengaruh China tampak hadir mencolok, mulai dari keberadaan orang-orang China di jalan-jalan ibu kota, dan papan-papan nama dan hampir setiap konter kasir menggunakan huruf China.

Penduduk setempat mengatakan hampir semua toko kelontong dan toko serba ada yang menjual berbagai jenis barang mulai dari makanan ringan hingga barang elektronik dimiliki oleh warga etnis China. Di wilayah pecinan, di mana tiga orang tewas, dalam kerusuhan pada November lalu yang oleh banyak orang dikaitkan dengan pengaruh China, kehadiran orang China dan barang-barang asal negara tersebut hampir tak terhindarkan.

BACA JUGA: Pengamat: Kekuatan China di Kawasan Indo Pasifik Semakin Berkembang

Saat ini, sebagian penduduk setempat mengungkapkan ketidakpuasan atas apa yang mereka lihat sebagai pengambilalihan industri konstruksi Kepulauan Solomon oleh China.

“Banyak perusahaan China, perusahaan konstruksi, telah datang ke negara ini dan kami tidak mungkin bisa bersaing dengan mereka dalam hal harga,” Ricky Fuo’o, kata ketua Kamar Dagang dan Industri Kepulauan Solomon kepada VOA Mandarin.

“Perusahaan-perusahaan ini sangat besar. Jadi (sektork konstruksi) adalah salah satu industri yang kami lihat yang kini perlahan-lahan telah ditembus dan diambil alih,” tambah Fuo'o.

Pada bulan Oktober 2019, negara kepulauan kecil namun strategis di wilayah Pasifik Selatan itu memutuskan hubungan dengan Taiwan, dan menjalin hubungan diplomatik dengan China. Kedua negara menandatangani perjanjian pada program Inisiatif Sabuk dan Jalan China, sebuah proyek infrastruktur besar-besaran yang direncanakan membentang dari Asia hingga Eropa.

BACA JUGA: Perusahaan China Incar Beli Pelabuhan Laut Dalam Solomon

Sebagai imbalannya, China menjanjikan dana sebesar $730 juta sebagai bantuan keuangan, dan telah mengambil alih beberapa proyek infrastruktur di negara itu.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal China seperti China Civil Engineering Construction Company (CCECC), China Railway Construction Company (CRCC) dan China Harbour Engineering Company (CHEC), kini sedang membangun sebagian besar proyek di Kepulauan Solomon. [lt/rs]