Jelang KTT Iklim, Demonstrasi Marak di Berbagai Belahan Dunia

Para aktivis lingkungan melakukan demonstrasi di kota Frankfurt, Jerman hari Minggu (29/11).

Ratusan ribu demonstran di berbagai pelosok dunia hari Minggu (29/11) berdemonstrasi menyerukan diadopsinya pengawasan lingkungan hidup di seluruh dunia.

Menjelang pembukaaan KTT Perubahan Iklim di Paris hari Senin (30/11) yang dihadiri para pemimpin dunia, ratusan ribu demonstran di berbagai pelosok dunia hari Minggu (29/11) berdemonstrasi menyerukan diadopsinya pengawasan lingkungan hidup di seluruh dunia.

Para aktivis saling berpegangan tangan membentuk formasi hati di ibukota Paris, Perancis, di tengah keamanan ketat pasca serangkaian serangan teroris ISIS awal bulan ini yang menewaskan sedikitnya 130 orang.

Dengan dikeluarkannya larangan berdemonstrasi, para demonstran, termasuk Sekjen PBB Ban Ki-moon, meninggalkan sekitar 20 ribu pasang sepatu di lapangan Place de la Republique. Penyelenggara demonstrasi mengatakan sepatu-sepatu yang beratnya mencapai sekitar empat ton itu mencakup sepasang sepatu yang dikirim Vatikan atas nama Paus Fransiskus.

Lebih dari dua ribu demonstrasi berlangsung atau dijadwalkan berlangsung hari Minggu di berbagai belahan dunia, termasuk di Perth, Berlin, London, Sao Paulo dan New York.

Sekitar 150 pemimpin dunia diperkirakan akan hadir dalam pembukaan KTT tersebut, termasuk Presiden Amerika Barack Obama, Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Tujuan KTT itu adalah membatasi suhu pemanasan global menjadi rata-rata dua derajat Celsius, mungkin kurang, dibandingkan dengan Pra-Revolusi Industri, dengan mengurangi emisi bahan bakar fosil yang dinilai bertanggungjawab menyebabkan perubahan iklim. Baru tahun ini badan urusan cuaca PBB mengatakan suhu global rata-rata diperkirakan naik hingga satu derajat Celsius, separuh dari batasan yang sedang diupayakan PBB.

Dalam pidato bulanan melalui radio, Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan “suhu bumi seharusnya tidak naik lebih tinggi dan ini merupakan keprihatinan dan tanggungjawab semua orang.”

Tetapi adopsi pengendalian wajib di seluruh dunia itu masih belum pasti akan terwujud dalam KTT Paris. Upaya untuk merancang kesepakatan global pada KTT di Kopenhagen tahun 2007, gagal dengan terjadinya perpecahan di antara negara kaya dan miskin.

Presiden Perancis Francois Hollande telah memperingatkan hambatan-hambatan itu kepada ke-195 negara yang akan menghadiri KTT di Paris, termasuk legalitas perjanjian apapun, mekanisme pembiayaan bagi negara-negara yang lebih miskin dan pemantauan komitmen negara-negara untuk membatasi emisi gas rumah kaca. Hingga sejauh ini, 183 negara telah mengeluarkan rencana jangka panjang untuk mengatasi perubahan iklim, tetapi perundingan rumit diperkirakan akan mewarnai KTT yang berlangsung hingga 11 Desember mendatang.

Perancis mengatakan sekitar 2.800 polisi dan tentara mengamankan lokasi konferensi di Le Bourget, dan 6.300 personil lain ditempatkan di seluruh Paris. Menteri Dalam Negeri Perancis Bernard Cazeneuve mengatakan hampir seribu orang yang diyakini bisa menimbulkan resiko keamanan telah ditolak memasuki Perancis. [em/al]