Demonstrasi Anti Pemerintah Berlanjut di Turki

Para demonstran anti pemerintah melakukan unjuk rasa di Lapangan Kizilay, Ankara, Turki (1/6).

Sedikitnya 1.500 orang berusaha mengadakan pawai di ibukota Ankara, dan memicu tindakan polisi yang menggunakan tembakan gas air mata untuk membubarkan mereka.
Demonstran anti pemerintah Turki berkumpul di kota-kota besar untuk hari ketiga, dan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan menyebut orang-orang yang terlibat aksi itu sebagai “penjarah”.

Sedikitnya 1.500 orang berusaha mengadakan pawai di ibukota Ankara, dan memicu tindakan polisi yang menggunakan tembakan gas air mata untuk membubarkan mereka.
Ratusan aktivis juga kembali berkumpul di Lapangan Taksim di kota Istanbul, pusat protes anti pemerintah yang dilancarkan di seluruh Turki hari Jumat dan Sabtu.

Kata para aktivis, ratusan orang cedera kena tembakan gas air mata dan meriam air. Ini adalah demonstrasi paling rusuh di Turki dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah mengatakan 26 polisi dan 53 demonstran cedera. Polisi menangkap hampir 1.000 orang, tapi kebanyakan telah dibebaskan.

Erdogan menolak tuntutan demonstran supaya pemerintah menghentikan proyek pembangunan di sebuah taman. Kata Erdogan hari Minggu (2/6), ia tidak perlu minta izin dari segelintir penjarah untuk membangun proyek itu, di mana juga akan dibangun sebuah masjid.

Penumpasan atas para demonstran di Istanbul itu menimbulkan kemarahan warga Turki yang sekuler, yang menuduh pemerintahan Erdogan yang berdasarkan islam itu semakin bertindak otoriter. Kelompok HAM internasional mengecam keras penindasan itu dan menyebutnya “berlebihan.”