Demonstran Hong Kong Adakan Referendum Atas Usulan Reformasi Pemerintah

Aneka payung kertas kecil warna-warni di daerah yang diduduki demonstran di Causeway Bay, sebuah distrik perbelanjaan di Hong Kong (21/10). (AP/Kin Cheung)

Referendum akan diadakan Minggu (26/10) di lokasi demonstrasi di pusat kota Hong Kong.

Para pemimpin protes mahasiswa Hong Kong akan mengadakan pemungutan suara untuk mengukur dukungan para demonstran atas usulan reformasi pemerintah yang ditawarkan pada pembicaraan awal minggu ini.

Sebuah koalisi kelompok-kelompok protes mengatakan akan mengadakan referendum Minggu di daerah protes utama di pusat kota, tempat para demonstran sekarang ini memasuki minggu ke lima protes.

Menyusul pembicaraan Selasa, otoritas Hong Kong menawarkan untuk mengirim surat pada kabinet China untuk menyampaikan ketidaksukaan para demonstran atas keputusan Beijing untuk menyaring kandidat untuk pemilihan umum wilayah itu pada 2017.

Pemerintah juga menawarkan untuk mengadakan dialog secara rutin dengan para demonstran mengenai reformasi demokratis, dengan syarat mereka mengakhiri protes yang telah memblokade banyak jalan yang padat.

Para pemimpin protes telah menolak usulan-usulan itu sebagai tidak memadai, namun banyak yang mengatakan sekarang bahwa referendum penting agar mendapat dukungan lebih baik dari masyarakat.

Puluhan ribu orang telah menginap di beberapa lokasi protes sejak akhir September, mendesak Kepala Eksekutif Hong Kong yang berafiliasi dengan Beijing, Leung Chun-ying, untuk mundur dan agar Beijing mengizinkan hak pilih universal yang tulus.

Otoritas Hong Kong dan China daratan mengatakan protes-protes itu ilegal dan bahwa para demonstran tidak merefleksikan keinginan rakyat Hong Kong secara keseluruhan.

Pada Kamis, para demonstran menerima dukungan dari Komisi Hak Asasi Manusia PBB, yang meminta China untuk menjamin hak pilih universal, termasuk "hak untuk berjuang untuk pemilu."