Debat Pemisahan Diri Skotlandia Memanas

PM Inggris David Cameron memberikan pidato emosional di Aberdeen, berusaha untuk mengajak pemilih Skotlandia tetap bergabung dengan Inggris (15/9).

Jajak pendapat umum paling baru menunjukkan persentase rakyat Skotlandia yang menghendaki pemisahan diri dari Inggris Raya meningkat.

Selagi referendum hari Kamis (17/9) mengenai kemerdekaan Skotlandia tinggal beberapa jam lagi, pihak anti pemisahan berpendapat pilihan “Ya” bisa sangat merugikan ekonomi dan menyebabkan Skotlandia bangkrut.

Jajak pendapat umum paling baru menunjukkan persentase rakyat yang menghendaki pemisahan meningkat dan menyebabkan pihak yang menolak semakin kuat membujuk warga Skotlandia bahwa mereka akan memperoleh otonomi yang lebih besar jika tidak melepaskan diri.

Salah seorang penganjur anti kemerdekaan yang paling lantang, mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menjelaskan konsekuensi finansial bagi Skotlandia, jika mayoritas rakyat memilih “Ya”.

Pemerintah Skotlandia yang pro kemerdekaan mengatakan Skotlandia akan tetap menggunakan mata uang Poundsterling tapi pemerintah Inggris mengatakan tidak akan menyetujuinya sebagai mata uang bersama.

Meskipun hanya rakyat Skotlandia yang berhak mengikuti referendum tentang masa depannya, seluruh bagian Kerajaan Inggris, Inggris, Wales dan Irlandia Utara melakukan berbagai cara untuk mengubah pendapat pemilih.

Demonstrasi pro-persatuan dengan Inggris dilangsungkan di London. Beberapa jajak pendapat menunjukkan bahwa mayoritas warga di luar Skotlandia tetap ingin kawasan itu berada dalam kesatuan Kerajaan Inggris.

Di Edinburgh, Perdana Menteri Inggris David Cameron menyampaikan pidato yang emosional kepada para pemilih.

“Bagi warga Skotlandia yang ingin lepas dari Inggris sekarang, ini seperti bersusah-payah membangun rumah dan kemudian keluar dari rumah itu serta membuang kuncinya,” kata Cameron.

Sebagian analis mengatakan, nada Cameron yang emosional itu menunjukkan betapa terkejutnya pemerintah Inggris terhadap perbedaan tipis hasil jajak pendapat, dan kesadaran atas dampak luar biasa yang akan ditimbulkan apabila Skotlandia benar-benar lepas dari Inggris.

Sementara, Menteri Pertama Skotlandia Alex Salmond yang memimpin kampanye bagi kemerdekaan Skotlandia, mengatakan Cameron terguncang oleh hasil beberapa jajak pendapat.

“Faktanya – hal ini disampaikan di hadapan saya – bahwa perdana menteri Cameron tidak ingin kehilangan Skotlandia seperti Raja George III kehilangan Amerika. Tapi kalaupun kita tidak mempertimbangkan hal itu, Skotlandia adalah bangsa, bukan properti yang bisa hilang dan ditemukan,” ujar Salmond.

Beberapa jam menjelang dibukanya TPS-TPS, kedua kelompok pro dan kontra kemerdekaan Skotlandia mengajukan pertanyaan-pertanyaan fundamental terkait masa depan Inggris guna membujuk para pemilih.

Inggris mengatakan keanggotaan Skotlandia yang independen dalam NATO dan Uni Eropa sangat diragukan, tapi Skotlandia mengatakan pihaknya akan dengan mudah memenuhi syarat-syarat untuk bergabung dengan kedua badan itu.

Mengingat persenjataan nuklir Inggris yang dipusatkan di Skotlandia, para anggota parlemen yang pro-kemerdekaan mengatakan akan berupaya mendesaknya supaya dipindahkan ke Inggris.

Menganalisa perdebatan itu merupakan hal baru bagi para pemilih: karena untuk yang pertama kalinya warga berusia 16 tahun keatas boleh memilih.

Hasil referendum besok Kamis akan diketahui Jumat (18/9) pagi. Beberapa analis politik mengatakan penolakan atas usul kemerdekaan Skotlandia pun akan menimbulkan dampak sangat besar bagi tata pemerintahan Inggris mendatang.