Cinta Dalam Seribu Wajah

Ibu rumah tangga, Asha Ahuja, 71, berfoto dengan suaminya, Chandrabhan Ahuja, 73 tahun, seorang pengusaha di kediaman mereka di Mumbai, India, 7 Februari 2018. Asha mengatakan: “Saya pertama kali bertemu dia pada musim panas 1971, di hari pertunangan kami, yang jatuh enam hari sebelum pernikahan. Kami belum pernah berbicara hingga kami menikah. Saya, gadis yang bebas dan sering pergi ke acara musik, menikmati waktu senggang bersama teman-teman. Hidup saya berubah drastis sejak menikah. Dia berasal dari keluarga religius konservatif. Saya berkorban banyak sejak menikah. Kami tumbuh dalam generasi di mana kami harus banyak berkompromi agar pernikahan berhasil, tidak seperti sekarang. Saya tidak menyesal karena dia mencintai saya. Saya punya keluarga yang hebat. Kata Chandrabhan: “Saya berterima kasih kepada Tuhan karena memberi istri yang luar biasa...Makin tua, kami makin dekat.  Saya menerima apa yang dia katakan. Saya bahagia dan puas.”

Oladipupo Baruwa, 45, seorang petugas promosi investasi, dan Funke Baruwa, 43, pakar gender dan pembangunan, berfoto di rumah mereka, di Abuja, Nigeria, 9 Februari 2018. “Dia adalah pria yang gigih. Kami bertemu di gereja, pada misa Minggu pertama di 2000. Sejak saat itu, dia mengikuti saya pulang ke rumah setiap selesai ibadah, sampai dua tahun kemudian. Saya mencintai kegigihannya dan bahwa dia tidak mau menyerah,” kata Funke. Setelah kelahiran anak pertama pada 2013, pasangan itu membuat komitmen bahwa apapun yang terjadi, mereka akan menghadapi bersama. “Bagi saya itu adalah faktor pemersatu...Pernikahan adalah komitmen, kerja keras dan bila anda bersedia bekerja keras, anda akan dapat yang lebih baik,” kata Baruwa.(REUTERS/Afolabi Sotunde )

Mezbah Ul Aziz (kiri), 34, dan Mausumi Iqbal, 33, berfoto di kafe, tempat mereka sering bertemu di Dhaka, Bangladesh, 7 Februari 2018. “Kisah kami bukan ‘cinta pada pandangan pertama’...tapi seperti halnya keajaiban, selalu ada kejutan. Kami berdua adalah dokter gigi dan telah menikah delapan tahun. Sebelumnya, kami bertemu di sekolah kedokteran gigi pada 1 Juni 2004, di hari pertama sekolah. Kami berdua diundang untuk memberikan sambutan singkat di hadapan teman sekelas dan para guru...Kami tidak pernah mengakui, namun mungkin kami berdua sudah punya perasaan yang sama pada hari pertama. Tapi jelas bukan cinta. Kemudian, kami memilih jalan masing-masing. Namun nasib membawa kami kembali setelah satu setengah tahun. Saya mengalami perisakan oleh beberapa teman saya. Tiba-tiba dia muncul. Sejak saat itu, kami memulai perjalanan kami bersama..sekarang, kami punya harta bersama, anak perempuan berusia 5 tahun, pusat perhatian dan tanda cinta kami,” kata Mausumi.

 
Zakir Omur, 58, dan istrinya, Nurgul Omur, 53, di kediaman mereka, di Desa Bogatepe, di Provinsi Kars, Turki, 8 Februari 2018. Zakir adalah petani, dan Nurgul adalah ibu rumah tangga. Mereka telah menikah 29 tahun dan mempunyai dua orang anak. “Ketika saya muda, ibu saya ingin saya menikah. Saya pikir masih terlalu dini, namun tradisi nomor satu. Mereka mengatakan ada seorang gadis, Nurgul, yang bisa menjadi istri saya...Kami bertunangan pada pertemuan kedua. Ketika masih pengantin baru, kami tinggal di rumah ini dengan ibu dan ayah saya. Setelah beberapa waktu, orang tua saya pindah ke rumah sebelah, dan kami menetap di sini...Ibu saya tidak pernah menanyakan apakah saya mencintai Nurgul. Namun begitu kami menikah, saya mengenal dia dengan lebih baik. Saya mencintai dia. Kita membutuhkan seseorang untuk bersama dalam kedamaian dan pembicaraan...Tempat yang terhubung dengan hubungan kami adalah rumah kami. Ini tempat kami tinggal sejak hari pertama.

Cathal King, 31, dokter hewan dan Jessica O’Connor, 28, mahasiswa kedokteran hewan tahun terakhir di Budapest, berfoto dengan beberapa anjing di Pantai Rossbeigh dekat Desa County Kerry, Rossbeigh, Irlandia, 4 Februari 2018. “Kami bertemu saat bermain rugby di Killarney. Kami berdua orang yang aktif. Kami mengikuti kompetisi petualangan, hiking dan senang jalan-jalan. Kami sudah bersama 3.5 tahun. Saya besar di Rossbeigh, jadi itu alasan utama kami di sini,” kata Cathal. Anjing-anjingnya antara lain anjing Spaniel milik mereka bernama Indi, dan Pipa, Jack Russel, anjing ibu Jessica.

Tony Wakaiga, 18, adalah mahasiswa seni dan desain. Suzzy Konje, 18, adalah mahasiswa manajemen pariwisata. Mereka berfoto pada saat berjalan di sepanjang jalan Banda, setelah berkencan, di Nairobi, Kenya, 11 Februari 2018. Tony bertemu dengan Suzzy pada sesi foto model di Jalan Banda dan tak lama kemudian berkencan. “Kami telah berteman baik untuk waktu yang lama dan cinta kami satu sama lain sudah matang, seperti anggur. Di Hari Valentine, saya punya kejutan spesial untuk Suzzy.”

Yolanda Zuniga, 66, dan suaminya, Antonio Carrillo, 65, berpose di Ciudad Juarez, Meksiko, 11 Februari 2018. “Dia sudah menjadi kekasih saya sejak saya berumur 14 tahun. Kami tinggal di lingkungan yang sama. Saya selalu suka rasa humornya dan kami menikah ketika saya berumur 19 tahun. Orang tua saya tidak mengizinkan saya keluar untuk berdansa. Dansa adalah hobi kami. Kami pergi untuk berdansa setiap Sabtu dan Minggu di pusat Kota Ciudad Juarez, berdandan ala Pachucos. Kami punya lima anak, 13 cucu dan 6 cicit," kata Yolanda. (REUTERS/Jose Luis Gonzalez)

Huang Chenfeng, kanan, 63, dan suaminya, Zheng Dingguo, 63,berfoto di Pusat Kanker Fudan Universitas Shanghai, di Shanghai, China, 6 Februari 2018. Keduanya berasal dari Wenzhou, di Provinsi Zheijiang. Huang merawat suaminya sepanjang waktu sejak dia dirawat di rumah sakit untuk menjalani perawatan kanker. Pasangan ini menikah setelah dijodohkan oleh kedua orang tua mereka pada 1972.

Arsitek Noor Djait, 31, dan pengusaha Ismail Benmiled, 36, berpose bersama Said, 3, dan Malek, bayi perempuan mereka berusia 4 bulan, di rumah mereka di Tunis, Tunisia, 9 Februari 2018. Noor dan Ismail tinggal di jalan yang sama...tumbuh besar bersama, tapi tidak akrab hingga bertemu di klub malam, ketika Noor berusia 17 tahun. “Malam itu adalah pertama kalinya saya berbicara dengan dia. Saya ingat saya melepas sepatu untuk berdansa di meja. Setelah selesai, saya hanya menemukan satu sepatu. Ismail menemukan satunya. Dia mengembalikan sepatu itu dua hari kemudian, seperti Cinderella.” Mereka mulai berpacaran, namun karena Ismail 5 tahun lebih tua, Noor khawatir dengan hubungan mereka dan mereka putus. Tapi Ismail gigih. Dia pergi ke Roma, tempat Noor menyelesaikan studi arsitektur dan melamarnya. "Kami telah menikah 6 tahun, punya dua anak dan cinta kami tidak berubah setitik pun. Kami jatuh cinta sama seperti saat awal," kata Djait.
 
&nbs

Daniela, 37, pendidik sosial kelahiran Berlin, dan pasangannya, Arda, 39, arsitek Jerman berdarah Turki, berpose di depan Museum Altes, di Berlin, Jerman, 14 Februari. "Saya melihat Arda pada sebuah pameran di museum, pada 2015. Dan dia kenal saya juga. Saling bertukar senyum. Satu jam kemudian, kami duduk bersama dan minum kopi. Sekarang kami tinggal bersama di apartemen yang nyaman." kata Daniela.