Cameron, Miliband Bersaing Ketat dalam Pemilu PM Inggris

Perdana Menter Inggris David Cameron dan istrinya, Samantha saat melakukan kampanye di Lancaster, Inggris utara hari Rabu (6/5).

Perdana Menter Inggris David Cameron dan pemimpin oposisi Ed Miliband bersaing ketat dalam pemilu di Inggris.

Perdana Menter Inggris David Cameron dan pemimpin oposisi Ed Miliband, berusaha meyakinkan para pemilihnya masing-masing, sebelum pemilu parlemen Kamis, yang menurut survei akan berlangsung ketat.

Hasil survei nasional Rabu (5/5) menunjukkan, Partai Konservatif PM Cameron mendapat dukungan 33 persen suara, dan Miliband dari Partai Buruh berada satu poin di belakangnya. Menurut jajak pendapat itu, hasil pemilu mungkin akan memaksa salah satu dari 2 partai politik utama Inggris itu membentuk pemerintahan koalisi dengan beberapa partai yang mendapat porsi suara yang lebih kecil dalam DPR yang beranggotakan 650 orang itu.

Para pengamat menyebut hasil pemilu Inggris itu paling tidak bisa diramalkan, dan akan menimbulkan dampak besar di masa depan.

PM David Cameron berjanji, jika ia terpilih kembali, ia akan mengadakan referendum atau pemunguran suara, apakah Inggris tetap berada dalam Uni Eropa yang beranggotakan 28 negara.. Masalah kemerdekaan Skotlandia dari Inggris Raya tetap menjadi isu utama. Skotlandia kalah dalam plebisit tahun lalu, tetapi bisa mendapat perolehan kursi terbesar ke-3 dalam pemilu hari Kamis, dan membentuk sebuah koalisi dengan Partai Buruh.

Cameron telah menjadi pemimpin Inggris sejak tahun 2010, dan Miliband menyebut pemilu itu sebagai sebuah referendum tentang perekonomian negara itu, yang merupakan ke-5 terbesar di dunia.

Lebih dari 45 juta orang berhak memilih di 50 ribu TPS yang disediakan di seluruh Inggris.