Dari Media Sosial Sampai Karpet Merah, Bulu Ketiak Perempuan Jadi Tren

  • Associated Press

Aktris Jemima Kirke tak ragu memamerkan bulu ketiaknya dalam sebuah acara di New York (1/6). (AP/Invision/Evan Agostini)

Membiarkan bulu ketiak tumbuh telah menjadi seruan bagi perempuan untuk bebas dari batasan dan membuat pilihan tanpa takut diejek.

Di media sosial dan karpet-karpet merah, dari New York sampai China, bulu ketiak sedang menjadi tren.

Para perempuan dengan bangga memamerkan pertumbuhan bulunya di Instagram dan YouTube, dan bukan hanya penyanyi Miley Cyrus saja. Aktris Jemima Kirke dari film seri "Girls" memperlihatkan ketiak yang berbulu, membuat beberapa orang meringis, pada CFDA Awards 1 Juni lalu, yang merupakan salah satu acara mode tahunan teratas.

Di Sina Weibo, situs mikroblog populer di China, aktivis hak perempuan Xiao Meili mengadakan "Kontes Bulu Ketiak," lengkap dengan hadiah termasuk kondom dan vibrator, untuk memprotes tekanan sosial agar perempuan mencukur bulunya.

Upayanya itu menarik 1,7 juta klik.

"Pada dua dekade terakhir, ada banyak sekali iklan krim pembersih bulu dan teknologi laser penghilang bulu yang menyatakan bahwa perempuan harus mencukur bulu ketiaknya dan bahwa daerah ketiak harus bersih," ujar Xiao yang berusia 25 tahun dan bernama asli Xiao Yue.

"Generasi ibu saya tidak peduli dengan hal itu, tapi sekarang setiap musim panas perempuan dipusingkan untuk menentukan apakah mereka harus mencukur ketiak atau tidak," tambahnya.

Suka atau tidak, membiarkan bulu ketiak tumbuh telah menjadi seruan bagi perempuan untuk bebas dari batasan dan membuat pilihan tanpa takut diejek.

Seorang ibu bernama Katherine Anne True, perawat terdaftar di Raynham, Massachusetts, baru-baru ini menunjukkan bulu ketiaknya di Instagram, meski ia tidak ikut-ikutan mewarnai bulunya menjadi biru atau warna meriah lain.

Awalnya hanya sebagai keisengan, ujar True, 30, sampai kehadiran bulu itu membuat jijik putrinya yang berusia lima tahun dan keponakan perempuannya yang berusia sembilan tahun.

"Agak membingungkan melihat stereotip-stereotip gender sudah mengakar sejak dini," ujar True. "Buat saya, ini sebagai pengingat untuk anak saya bahwa terserah setiap individu untuk memutuskan apa yang harus dilakukan dengan tubuhnya."

Putrinya sekarang telah terbiasa dengan hal itu, tapi keponakannya tetap memintanya untuk bercukur.

Sejumlah selebriti telah memelihara bulu ketiaknya sejak lama (di Indonesia ada aktris Eva Arnaz yang terkenal dengan bulu ketiaknya yang lebat pada 1980an). Lady Gaga memasang wig hijau di ketiak yang berwarna sama dengan wig di kepalanya ketika tampil menyanyi tahun 2011. Julia Roberts tak menutup-nutupi bulu ketiak pada pemutaran perdana film "Notting Hill" di London tahun 1999.

Sampai pisau cukur khusus perempuan dan model blus tanpa lengan muncul pada abad 20, sebagian besar perempuan di Amerika Serikat, Eropa dan tempat-tempat lainnya di dunia tidak mencukur bulu ketiaknya.

Fotografer Ben Hopper di London telah menantang kebiasaan umum mencukur ketiak ini dalam proyek foto yang ia sebut "Kecantikan Alami." Koleksi foto-fotonya termasuk Madonna dan Julia Roberts, serta para model dan perempuan biasa selama berpuluh tahun, dengan bulu ketiak mereka.

Xiao mengatakan di China, tekanan untuk bercukur datang dari Barat.

"Perempuan China mencukur bulu ketiaknya baru sekitar 20 tahun terakhir dan hal itu karena iklan, yang mengubah pikiran orang," ujarnya.

"Bercukur atau tidak, itu terserah perempuan," ujarnya. "Tujuan dari kontes ini bukan untuk membuat orang tidak mencukur bulu ketiaknya. Tapi untuk tidak mengkritik mereka yang tidak bercukur."

Leila Noelliste, pencipta dan editor situs rambut BlackGirlLongHair, menampilkan perempuan-perempuan yang memamerkan bulu ketiaknya dan tidak melihat ada sisi buruknya.

"Sebagian besar dari apa yang dianggap cantik oleh perempuan didasarkan pada standar-standar yang dibuat laki-laki. Jadi menyenangkan rasanya melihat gerakan kecantikan yang berpusat pada perempuan," ujarnya.​