Brazil Tanpa Elano, Uruguay Tampilkan Kekuatan Penuh

  • Ian Umar

Para pemain Brazil merayakan gol Blumer Elano (No. 7) saat melawan Pantai Gading di babak grup. Pemain tengah yang kerap mencetak gol ini, akan absen dalam pertandingan melawan Belanda.

Brazil harus tampil tanpa pemain tengah, Elano, melawan Belanda. Di partai lain, Urugay mempersiapkan para bintang utama mereka untuk melawan Ghana.

Pada pertandingan pertama pada hari Jumat, Brasil akan bertanding melawan Belanda di Stadion Nelson Mandela Bay di Port Elizabeth. Sebagian orang menyebut pertandingan itu layak dijadikan sebagai final Piala Dunia. Kedua kesebelasan tampaknya dalam kondisi puncak sebelum pertandingan.

Belanda memenangkan keempat pertandingan mereka di Piala Dunia, dan pelatih Brasil, Dunga, menggambarkan tim Belanda itu sebagai lawan yang sangat tangguh. Ia mengatakan mereka adalah tim yang mantap dengan kualitas teknis dan gaya bermain sepak bola mereka yang sangat mirip dengan sepak bola di Amerika Selatan.

Brasil adalah salah satu dari empat tim Amerika Selatan yang mencapai perempat final.

Juara Piala Dunia lima kali ini akan bermain tanpa pemain tengah, Elano, yang mencetak gol pada dua pertandingan pertama Brasil. Ia ditetapkan untuk tidak ikut dalam pertandingan melawan Belanda akibat cedera tulang pergelangan kaki kanannya saat menang melawan tim Pantai Gading. Tapi, tim Brasil punya begitu banyak bakat dan kemahiran, sehingga ketidakhadiran Elano, diperkirakan tidak berdampak besar. Mereka memenangkan tiga pertandingan dan seri melawan Portugal, dan berhasil menang meyakinkan 3-0 melawan Chili, saingannya dari Amerika Selatan.

Pemenang pertandingan Brasil-Belanda akan menghadapi Ghana atau Uruguay di semifinal. Keempat kesebelasan itu akan bertemu di pertandingan kedua perempat final hari Jumat di Stadion Soccer City di Johannesburg.

Uruguay Hadirkan Penyerang-penyerang Utama

Uruguay, yang meraih trofi Piala Dunia tahun 1950 dan pada turnamen perdana tahun 1930, ingin tampil di semifinal Piala Dunia untuk pertama kalinya dalam 40 tahun. Tim Uruguay menampilkan penyerang-penyerang utamanya, Luis Suarez dan Diego Forlan, yang lahir dalam keluarga pemain sepakbola. Ayahnya, Pablo, bermain untuk Uruguay, baik di Piala Dunia tahun 1966 di Inggris dan Piala Dunia tahun 1974 di Jerman.

Pelatih Ghana asal Serbia, Milovan Rajevac, menjelaskan Forlan adalah seorang pemain baik dan timnya perlu waspada terhadap ancaman serangan dari tim Uruguay. Kesebelasan 'Bintang Hitam' Ghana, sementara itu, berupaya untuk membuat sejarah bagi Afrika. Belum ada kesebelasan Afrika yang pernah mencapai semifinal Piala Dunia.

Rajevac mengatakan prospek untuk menjadi tim Afrika pertama yang mencapai semifinal akan memotivasi kesebelasannya. Dan, Asamoah Gyan yang timnya memimpin tiga gol pada Piala Dunia untuk Ghana di Afrika Selatan, mengatakan tim Bintang Hitam itu merasa gembira untuk mewakili Afrika pada tahap ini.

"Kami begitu gembira atas kualifikasi ini karena hal ini sangat penting bagi kami, Ghana, dan seluruh Afrika. Kami lolos babak kualifikasi 16 empat tahun lalu di Jerman. Dan kali ini, kami mampu untuk masuk dalam kualifikasi perempat final. Jadi, saya pikir itu adalah suatu prestasi besar bagi tim Bintang Hitam,"

Pemain lain dari tim Bintang Hitam, gelandang Sulley Ali Muntari mengatakan Ghana sangat menghormati tim Uruguay. "Mereka tim yang sangat bagus, sangat, sangat, sangat bagus. Jadi, kita tidak akan meremehkan mereka. Kami hanya akan masuk ke stadion untuk main sepakbola yang biasa kami lakukan dan mencoba sebaik mungkin untuk menang," ujar Muntari.

Tim Uruguay menampilkan penyerang-penyerang utamanya, Luis Suarez dan Diego Forlan, yang lahir dalam keluarga pemain sepakbola. Ayahnya, Pablo, bermain untuk Uruguay, baik di Piala Dunia tahun 1966 di Inggris dan Piala Dunia tahun 1974 di Jerman. Pelatih Ghana Rajevac menjelaskan Forlan adalah seorang pemain baik dan timnya perlu waspada terhadap ancaman serangan dari tim Uruguay.