Bisnis Lobster untuk Imlek Terkena Dampak Pandemi

Jeff Leach mengemas lobster untuk dikirim ke Hong Kong di The Lobster Company, Arundel, Maine, AS, 11 September 2018. (Foto: dok).

Ekspotir Lobster Amerika pulih dari perang dagang dengan China pada masa Trump sehingga memiliki tahun 2020 yang bagus. Namun industri itu mendekati salah satu masa paling kritis dalam setahun karena virus corona.

Imlek biasanya merupakan salah satu masa tersibuk bagi eksportir lobster, yang mengirimkan krustasea bernilai jutaan dollar ke China setiap tahun. Tahun ini, Imlek jatuh pada tanggal 12 Februari, dan anggota industri itu mengatakan Tahun Kerbau tidak harus menjadi Tahun Lobster.

Itu dikarenakan pengiriman yang rumit pada musim dingin ini akibat ancaman virus. Mike Marceau, wakil direktur The Lobster Company di Arundel, Maine, mengatakan ia memperkirakan tidak akan ada banyak ekspor.

Para penangkap lobster di dermaga Greenhead Lobster, Stonington, Maine, AS, 7 Juli 2017.


Bisnis umumnya melonjak saat ini, dan kini terhenti, kata Marceau. Ini mengecewakan karena bisnis musim semi dan musim panas tahun lalu termasuk kuat, katanya.

“Dimulai pada musim semi dan bertahan hingga beberapa minggu lalu,” kata Marceau. “Kami menjual banyak produk, Kami kehilangan penjualan Imlek karena COVID.”

Ekspor lobster ke China terhambat di AS selama beberapa tahun bisnis sebagai imbas perselisihan dagang antara mantan Presiden Donald Trump dengan China, pembeli makanan hasil laut (seafood) dalam jumlah besar. Amerika mengekspor lobster ke China senilai lebih dari 140 juta dolar pada tahun 2017 dan 2018, namun ekspor turun menjadi sekitar 51 juta dolar pada tahun 2019 karena tarif tinggi yang diberlakukan saat perang dagang.

Trump kemudian memperantarai kesepakatan baru dengan China pada tahun 2020, yang mencakup ekspor lobster. China membeli sekitar 95

juta dolar lobster dari Amerika pada tahun 2020 hingga bulan November, menurut data federal. [lj/uh]