Biden akan Bertemu Macron untuk Pertama Kali Sejak Sengketa Kapal Selam

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam sesi terakhir KTT G-7 di Carbis Bay, Cornwall di Inggris, 13 Juni 2021. (Foto: Reuters)

Salah satu pertemuan paling sulit bagi Presiden AS Joe Biden di KTT G20 kemungkinan adalah dengan pemimpin sekutu terlama Amerika: Prancis.

Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron akan bertemu Jumat (29/10) di Roma sementara Paris masih mempersoalkan kesepakatan rahasia mengenai kapal selam AS-Inggris dengan Australia. Kesepakatan itu menyulitkan Prancis dan membuat Eropa mempertanyakan kesetiaan Amerika.

Kedua pemimpin itu telah berbicara dua kali sejak itu namun pertemuan di Roma merupakan pertemuan tatap muka pertama mereka sejak skandal itu pecah September lalu.

Macron mengharapkan Biden membuat komitmen baru untuk mendukung operasi antiteroris Prancis di wilayah Sahel Afrika, menurut seorang pejabat tinggi Prancis. Prancis sedang mengusahakan kerja sama intelijen dan militer yang lebih besar dengan AS di Sahel.

BACA JUGA: China, Prancis Kecam Kesepakatan AS, Inggris Bantu Australia Kembangkan Kapal Selam Tenaga Nuklir

Biden dan Macron kemungkinan juga akan membahas cara-cara baru untuk bekerja sama di Indo-Pasifik, sebuah langkah yang dimaksudkan untuk meredakan kemarahan Prancis karena tidak dilibatkan dalam kemitraan AS-Inggris-Australia yang melahirkan kesepakatan kapal selam bertenaga nuklir.

Topik lain dalam agenda termasuk China, Afghanistan, dan Iran, terutama mengingat Iran setuju untuk kembali ke meja perundingan nuklir bulan depan.

Kontrak kapal selam yang dipimpin AS itu membatalkan kesepakatan Prancis sebelumnya untuk memasok Australia dengan kapal-kapal selam buatannya. AS berpendapat bahwa langkah tersebut, yang akan mempersenjatai Australia dengan kapal bertenaga nuklir berkualitas lebih tinggi, akan lebih memungkinkan Australia menahan laju perambahan China di kawasan tersebut.

BACA JUGA: Australia Bela Pakta Keamanan AUKUS Tiga Negara

Namun Prancis, yang merugi lebih dari $60 miliar karena kesepakatan itu, berpendapat bahwa pemerintahan Biden telah menyesatkan mereka tentang pembicaraan dengan Australia dan bahkan melontarkan kritik bahwa Biden mengadopsi taktik pendahulunya yang bombastis, Donald Trump.

Prancis sangat marah karena merasa tidak diberitahu tentang rencana perubahan geopolitik besar di Indo-Pasifik di mana negara itu memiliki kepentingan. Prancis memiliki sejumlah teritori di kawasan itu dengan total penduduk sekitar 2 juta orang, termasuk 7.000 tentara. [ab/uh]