Petani AS Gunakan Teknologi GPS untuk Garap Lahan

Para petani di Amerika banyak menggunakan teknologi GPS dalam menggarap lahannya untuk efektivitas kerja (foto:dok).

Seiring dengan tibanya musim semi, para petani di Amerika mulai mengerjakan lahannya. Peralatan canggih tidak lupa menemani mereka untuk mengefektifkan kerja mereka seperti dengan penggunaan GPS.
Sistem navigasi Global Positioning System (GPS), yang mengacu pada satelit, menjadi peralatan standar pada peralatan pertanian modern di banyak daerah pertanian di Amerika. GPS membantu para petani mengolah lahan pertanian mereka dengan lebih berdaya guna, hemat dan ramah lingkungan.

Pada sebuah lahan yang berumput liar, satu setengah jam dari kota Washington, DC, petani Brad Eustace sedang menggemburkan tanah dalam garis yang lurus dengan traktornya yang dipandu oleh alat navigasi atau GPS. Lewat kendali komputer ini, dia hampir-hampir tidak perlu mengemudikan traktornya.

"Kita bisa menggemburkan tanah seperti ini lebih mudah,” kata Eustace.

Alat GPS menerima sinyal-sinyal dari satelit-satelit yang mengorbit bumi, untuk mengikuti jejak traktornya dan menunjukkan bagian mana yang sudah dikerjakan. Selang-selang menyalurkan pupuk ke dalam tanah itu. Sementara itu petani Jimmy Messick kembali setelah beberapa hari dengan alat penanam jagung yang dipandu GPS.

Messick mengatakan, "Benih jagung masuk di deretan tanah ini, tanah yang telah digemburkan. Penanam jagung akan kembali, dan akan meletakkan benih tepat di atas tanah yang sudah diberi pupuk sebelumnya."

Ia menambahkan bahwa menempatkan benih dan pupuk bersama-sama dengan ketepatan dalam sentimeter, menghemat jumlah pupuk yang dipakai.

"Kita bias memakai lebih sedikit pupuk, tentu saja kita menghemat uang, dan panen yang kita hasilkan sama,” kata Messick .

Messick mengatakan, dia berhasil mengurangi penggunaan pupuk sampai separuh. Pada 600 hektar lahan, dia bisa menghemat puluhan ribu dolar. Bukan itu saja yang dihemat.Unsur-unsur tertentu dari pupuk itu menyebabkan pencemaran air, kata ahli pertanian dari Universitas Virginia Tech, Tim Mize.

"Kalau kita semakin baik dalam teknik pemupukan dan hanya memakai seperlunya saja, maka tidak banyak unsur-unsur yang terbuang dan masuk dalam sistem pengairan,” kata Tim Mize.

Jimmy Messick juga menggunakan GPS sewaktu menyemprotkan obat pembasmi rumput liar. Sebelumnya, kalau tanpa GPS katanya, sering ada bagian yang terlewatkan atau malah tersemprot dua kali.

"Kita tidak tahu pasti, mana yang sudah disemprot dan mana yang belum. Dengan sistem ini, kita kembali minggu depan atau bulan depan, dan kita tahu mana yang sudah dan mana yang belum disemprot,” papar Messick.

Teknologi GPS membantu peralatan pertanian skala besar di seluruh Amerika. Sebagian petani juga bisa memantau berapa banyak panen yang dihasilkan di masing-masing bidang tanah.

Seiring naiknya harga pupuk dan bahan bakar, serta meningkatnya permintaan pangan dunia, Mize mengatakan, agar bisa unggul, petani harus menghasilkan maksimal dengan biaya sedikit mungkin. GPS adalah teknologi otomatisasi yang menghemat uang dan ramah lingkungan.