Beijing: Kebebasan Hong Kong Tak Bisa Lindungi 'Aksi Kriminal'

  • Associated Press

Pelancong berjalan melewati bendera Tiongkok jelang libur Hari Nasional dan Pekan Emas Tiongkok, di Bandara Internasional Baoan Shenzhen di Shenzhen, Provinsi Guangdong, Tiongkok 30 September 2021. (Foto: REUTERS/Aly Song)

China, Kamis (30/12), membela operasi polisi Hong Kong baru-baru ini terhadap situs prodemokrasi yang vokal, yang menyebabkan dua orang didakwa atas tuduhan menghasut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menyebut tindakan itu "perlu dan sah" untuk mempertahankan supremasi hukum. Dia menambahkan penggerebekan itu "tidak ada kaitannya dengan kebebasan pers atau kebebasan berpendapat."

Pihak berwenang Hong Kong mengatakan pada Kamis (30/12) bahwa mereka telah mendakwa dua pria, usia 34 dan 52 tahun, dengan konspirasi untuk menerbitkan publikasi yang menghasut. Pihak berwenang tidak menyebut nama mereka, tetapi media lokal melaporkan mereka adalah Chung Pui-kuen dan Patrick Lam, editor di Stand News, media yang digerebek itu. Polisi juga mengatakan mereka akan menuntut perusahaan itu karena menghasut.

BACA JUGA: Polisi Hong Kong Jelaskan Penggerebekan Stand News dan Risiko Bagi Media Asing

Chung dan Lam dibawa ke pengadilan West Kowloon pada Kamis (30/12), kata polisi dalam pernyataan. Para tahanan lainnya masih ditahan untuk diinterogasi lebih lanjut.

Selain Chung dan Lam, empat mantan anggota dewan Stand News, termasuk penyanyi Denise Ho dan mantan anggota parlemen Margaret Ng, ditangkap Rabu. Ho dibebaskan pada Kamis (30/12).

Menteri Luar Negeri Amerika Anthony Blinken meminta pihak berwenang Hong Kong agar membebaskan para tahanan. Sebagai tanggapan, Zhao mendesak Amerika agar "meninggalkan kemunafikan dan standar ganda dan berhenti mencampuri urusan dalam negeri China atas nama kebebasan." Ia mengutip perlakuan Amerika terhadap pendiri WikiLeaks Julian Assange dan mantan karyawan NSA, Edward Snowden. [ka/ab]