Beberapa Media di Amerika Laporkan Eksploitasi Tenaga Kerja di Tiongkok

Pabrik Foxconn di propinsi Guangdong, Tiongkok (Foto: dok).

Perusahaan pemasok Apple di Tiongkok, Foxconn dilaporkan mengeksploitasi karyawan mereka.

Laporan baru-baru ini yang menuduh pabrik di Tiongkok mempekerjakan karyawan mereka dengan sangat keras telah mendorong para pengguna Internet memeriksa undang-undang perburuhan negara itu dan cara undang-undang itu dilaksanakan.

Dua artikel pekan lalu dalam harian New York Times meninjau perusahaan raksasa teknologi, perusahaan pemasok Apple di Tiongkok. Laporan itu menjelaskan peraturan kerja yang keras di pabrik-pabrik yang dijalankan oleh Foxconn, perusahaan Taiwan yang merakit sebagian besar produk Apple.

Harian Times menyebut lingkungan kerja yang berat dan keterlaluan, dan kadang-kadang masalah keselamatan yang mematikan. Harian itu mengatakan karyawan bekerja lembur yang berlebihan, kadang-kadang tujuh hari seminggu, dan tinggal di asrama yang berjubel.

Foxconn membantah adanya keadaan tempat bekerja yang demikian, dan pimpinan eksekutif Apple Tim Cook telah mengedarkan email kepada karyawan yang mengatakan anggapan bahwa perusahaan itu tidak perduli sama sekali tidak benar. Perusahaan tersebut tidak menelpon kembali seksi bahasa Mandarin VOA.

Laporan New York Times itu juga mengutip seorang bekas eksekutif Apple yang mengatakan keluwesan dan kerajinan pekerja Tiongkok membuatnya jauh lebih efisien bagi Apple membuat produknya dikerjakan di Tiongkok bukan di Amerika Serikat.

Majalah keuangan yang berbasis di Beijing, Caixin, memuat terjemahan bahasa Tiongkok kedua artikel tadi dalam situs Internetnya. Dari sana, kedua artikel itu beredar dengan luas online, yang mendatangkan ratusan komentar pembaca.

Seorang pembaca yang tidak menyebut namanya mengatakan ia sangat kaget membaca bahwa perusahaan-perusahaan tertarik datang ke Tiongkok karena lebih mudah mengeksploitasi buruh Tiongkok.

Liu Mengqi, seorang profesor di Akademi Ilmu Sosial Guangdong, mengemukakan argumentasi bahwa tekanan dari perusahaan-perusahaan asing telah membantu memperbaiki persyaratan kerja Tiongkok, terutama di bagian selatan dan daerah-daerah pantai dimana pabrik milik asing sangat banyak.