Orang-orang di Bahama kehabisan cara untuk menggambarkan kehancuran akibat Badai Dorian.
Kata-kata termasuk apokaliptik," "terkejut" dan "tampak seperti bom meledak" digunakan, tetapi penggambaran apa pun tampaknya terlalu ringan untuk menggambarkan kondisi di Abaco dan Kepulauan Grand Bahama.
Dorian hampir dua hari melanda Bahama utara mengguyur pulau-pulau dengan curah hujan besar dan angin kencang berkecepatan 251 kilometer per jam.
"Kami dalam salah satu krisis nasional terbesar dalam sejarah bangsa kami," kata Perdana Menteri Hubert Minnis.
Seluruh desa-desa hilang dan pantai-pantai yang biasanya ramai turis malah tertutup bagian-bagian bangunan, mobil yang hancur, dan sisa-sisa kehidupan manusia.
Hingga Rabu (4/9) malam, korban tewas mencapai 20 orang, tetapi para pejabat mengatakan misi pencarian dan pemulihan baru saja dimulai.
"Saat ini banyak yang tidak diketahui," kata anggota parlemen Bahama, Iram Lewis, sambil menambahkan, "Kami memerlukan bantuan."
Presiden AS Donald Trump telah mengirim Penjaga Pantai dan tim pencarian dan penyelamatan perkotaan untuk membantu. Angkatan Laut Kerajaan Inggris, Palang Merah, dan PBB juga bergegas mengirim makanan, obat-obatan, dan segala jenis bantuan yang mungkin diperlukan.[my/pp]