Banjir di Kashmir Surut, Kemarahan Warga Meningkat

Bis sekolah yang terseret arus saat banjir bandang empat minggu yang lalu, terlihat masih teronggok di area permukiman penduduk di wilayah Srinagar, India (1/10).

Empat minggu setelah dilanda banjir terburuk, masih banyak desa-desa di Kashmir dan kampung-kampung di kota utama Srinagar tetap digenangi air, dengan timbunan lumpur, sampah dan mobil-mobil yang ditinggalkan, berjejer di jalan-jalan.

Banjir yang melanda wilayah Kashmir, India, sebagian besar telah surut. Air bah yang menggenangi wilayah pegunungan Himalaya pada awal September lalu itu, menewaskan 281 orang dan menghancurkan paling sedikit seratus ribu rumah, menyebabkan kerugian yang ditaksir mencapai $17 milyar.

Kemarahan rakyat Kashmir berpangkal pada apa yang mereka anggap respon pemerintah yang amat tidak memadai terhadap tuntutan mereka untuk merdeka, sehingga kian menyulut pemberontakan separatis yang telah berlangsung selama 25 tahun.

Di samping itu, penumpasan yang dilancarkan militer India, telah menewaskan puluhan ribu orang di sebagian besar wilayah penduduk Muslim.

Empat minggu setelah dilanda banjir terburuk, masih banyak desa-desa di Kashmir dan kampung-kampung di kota utama Srinagar tetap digenangi air, dengan timbunan lumpur, sampah dan mobil-mobil yang ditinggalkan, berjejer di jalan-jalan.

Pemerintah telah membantu menyelamatkan sekitar 250 ribu penduduk, tetapi rakyat Kashmir mencatat, para petugas relawan dan organisasi-organisasi bantuan bahkan menyelamatkan hingga sejuta orang.