Ban Ki-moon: PBB Sangat Prihatin Situasi PLTN Fukushima

Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon

Kepada wartawan di Nairobi hari Jumat, Sekjen PBB mengatakan situasi di PLTN Fukushima, Jepang 'masih sangat serius.'

Sekretaris-Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan badan dunia itu tetap, dalam kata-katanya, "sangat prihatin terhadap situasi di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima yang membocorkan radiasi.

Kepada wartawan di Nairobi hari Jumat, Ban mengatakan situasi di sana "masih sangat serius." Para pekerja telah berjuang sejak gempa dahsyat dan tsunami bulan lalu untuk mengatasi PLTN yang rusak itu. Ban mengatakan PBB siap bekerja "sangat erat" dengan Jepang guna mengatasi krisis nuklir serta dalam upaya rekonstruksi. Tapi, terkait bencana, ia juga meminta masyarakat internasional mempelajari kembali dan memperkuat pedoman keselamatan dan kerangka kerja tanggap bencana nuklir.

Badan tenaga atom PBB telah memperingatkan, kadar tinggi partikel radioaktif telah menyebar hingga ke luar zona eksklusi 30 kilometer di sekitar PLTN. Tapi ada kabar gembira, badan itu melaporkan hari Jumat, tingkat radiasi menurun di desa Iitate, sekitar 40 kilometer dari PLTN. Awal pekan ini, badan itu mengukur radiasi di desa tersebut jauh di atas yang membuat mereka merekomendasikan evakuasi.

Tetapi pemerintah Jepang memperingatkan masih perlu waktu "cukup lama" sebelum pengungsi dari zona yang terancam radiasi nuklir akan diizinkan pulang. Ketua jurubicara pemerintah Yukio Edano mengukuhkan laporan bahwa tingkat pencemaran radiasi air tanah di sekitar PLTN berkali-kali lebih tinggi dari tingkat normal, dan bahwa pengujian terhadap ternak menunjukkan sampel daging sapi tercemar bahan radioaktif kadar rendah.


Dalam jumpa pers hari Jumat, Perdana Menteri Naoto Kan berjanji akan mengajukan anggaran tambahan kepada parlemen untuk menjelaskan pengeluaran pemerintah dalam upaya bantuan dan rekonstruksi. Sebelumnya, dalam pidato di depan parlemen, ia meyakinkan rakyat Jepang bahwa tidak ada bahaya pencemaran di luar zona evakuasi. Tapi ia mengecam operator PLTN, Tokyo Electric Power Company, karena tidak memiliki sistem pertahanan yang memadai terhadap tsunami.