Bachelet: Kesenjangan Sosial Ekonomi Persulit Upaya Atasi Pandemi

Komisioner Tinggi HAM PBB, Michelle Bachelet

Komisioner Tinggi PBB untuk urusan HAM memperingatkan, kegagalan menanggapi ketidaksetaraan sosial dan ekonomi akan membuat usaha membendung COVID-19 lebih sulit dan akan mengarah pada pandemi yang lebih parah di masa depan.

Merupakan sebuah kenyataan bahwa kelompok kaya melewati krisis virus corona secara lebih baik dibandingkan kelompok yang miskin dan terpinggirkan. Beberapa bulan setelah melewati pandemi ini, data menunjukkan bahwa rakyat di tingkat paling bawah masyarakat diterpa penderitaan baik fisik, mental, maupun ekonomi yang terpuruk.

Pemimpin urusan HAM PBB, Michele Bachelet, mengatakan, virusnya sendiri tidak membeda-bedakan, tetapi bencana ini telah membeberkan ketidak-setaraan besar dari segi ekonomi dan sosial di dalam masyarakat. Katanya, hal ini harus ditanggapi dengan penyusunan sebuah rencana pemulihan pasca-COVID 19 yang bersifat inklusif dan berkesinambungan.

“Mayoritas dari penyakit yang muncul dalam tahun-tahun terakhir, tidak hanya COVID 19, tetapi juga SARS, MERS, dan Ebola – berbagai sakit flu berat yang berbeda, semuanya zoonosis dan ditularkan dari hewan ke manusia, dan kemudian dari manusia ke manusia,” ujarnya.

Bachelet memperingatkan, banyak krisis akan muncul di masa depan kalau masalah ketidak-setaraan ini terus diabaikan.

Komisioner tinggi itu juga mengungkapkan keprihatinannya dengan peningkatan ungkapan kebencian, xenofobia, serta pembatasan kebebasan yang mendasar akibat ketakutan dan mis-informasi tentang pandemi. Katanya para pemimpin nasional wajib melawan usaha untuk memfitnah pihak lain atas penyakit yang bukan jadi tanggung jawab mereka.

“Sebagai mantan politisi, saya tahu betapa sulitnya untuk pemimpin nasional dan partai yang berkuasa untuk tidak mengikut sertakan politik dalam upaya ini. Tetapi, sebagai dokter, saya tahu bahwa pandemi ini tidak bisa dibendung oleh politik atau ideologi, atau lewat fokus yang murni bersifat ekonomi. Pandemi ini hanya bisa dibendung lewat penyusunan kebijakan yang hati-hati, sensitif, dan didasari sains, serta juga kepemimpinan yang bertanggung jawab dan manusiawi,” tambah Bachelet.

Bachelet memperingatkan, membiarkan politik atau ekonomi mendasari tanggapan dan mengorbankan layanan kesehatan dan HAM akan menimbulkan lebih banyak korban dan kerusakan lebih besar. Katanya, menjagokan hak kelompok elit dan mengorbankan hak mereka yang kurang beruntung akan menyebabkan virus corona berkembang lebih dahsyat lagi. Pada akhirnya, hal itu akan menyebabkan konsekuensi serius untuk semua pihak. [jm/ii]