Aung San Suu Kyi Tantang Militer Rombak Konstitusi

Pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi, kanan, dan activis pro demokrasi Min Ko Naing.

Pemimpin oposisi di Myanmar, Aung San Suu Kyi menantang pihak militer untuk membantu merombak konstitusi yang sejauh ini mencegahnya mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tahun depan.
Tantangan itu diucapkannya dan mendapat sambutan meriah dalam rapat umum hari Minggu di Mandalay, kota kedua terbesar di sana.

Peraih hadiah Nobel itu mengatakan, militer berkewajiban mengamankan negara dan harus terlibat dalam melaksanakan pemerintahan.

Myanmar mulai bergeser dari setengah abad di bawah pemerintahan otoriter ke arah demokrasi tiga tahun lalu, tetapi militer masih tetap membayangi. Konstitusi tahun 2008 disusun oleh pemerintahan militer dulu dan memberi 25% kursi Parlemen kepada militer. Militer dapat mengangkat tiga menteri kabinet dan mempunyai hak veto dalam melakukan perombakan Konstitusi.