Pengamat: Asia Diuntungkan dengan Anjloknya Harga Minyak

  • Ron Corben

Para ekonom menilai anjloknya harga minyak dunia meningkatkan prospek ekonomi negara-negara Asia sebagai pemakai BBM (foto: ilustrasi).

Anjloknya harga minyak baru-baru ini telah ikut mendorong ekonomi negara-negara di Asia dan memungkinkan pemerintah negara-negara itu mengurangi subsidi BBM yang mahal.

Beberapa analis mengatakan harga minyak dunia yang lebih rendah juga meringankan pembayaran utang negara-negara yang tergantung pada impor minyak, karena suku bunga dunia diperkirakan akan lebih tinggi tahun 2015 mendatang.

Beberapa ekonom mengatakan anjloknya harga minyak dunia hingga 25% sejak Juli lalu, meningkatkan prospek ekonomi negara-negara di Asia karena ketergantungan negara-negara itu yang sangat besar pada impor minyak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi mereka.

Harga minyak mentah jenis Brent turun menjadi kurang dari 80 dolar per barel, penurunan yang sangat tajam dibandingkan harga pasar yang mencapai lebih dari 108 dolar per barel pada bulan Desember 2011. Harga gas alam cair atau LNG yang digunakan secara luas di Asia – termasuk Jepang – terkait dengan harga minyak mentah jenis Brent ini.

Andrew Colquhoun – Direktur Senior Fitch Ratings yang berkantor di Hong Kong mengatakan, ekonomi negara-negara di kawasan Asia akan meraih keuntungan dari anjloknya harga minyak dunia tersebut.

“Sebagian besar negara Asia-Pasifik adalah pengimpor minyak dan karena itu penurunan harga minyak berarti perolehan tambahan pendapatan bagi mereka, dan dampaknya bisa lebih jauh tergantung dari apakah mereka akan menghemat uang itu atau membelanjakannya,” kata Andrew.

Turunnya harga minyak dunia membuat negara-negara seperti Indonesia. Malaysia dan Thailand menurunkan subsidi harga minyak, yang kerap menjadi elemen utama peningkatan pengeluaran pemerintah.

Awal bulan ini Presiden Joko Widodo memotong subsidi BBM hingga lebih dari 30% dan membuat harga BBM naik drastis. Langkah sensitif yang bermuatan politik itu memicu kecaman serikat-serikat buruh dan pihak-pihak yang menentang kenaikan harga itu. Tetapi pemerintah Indonesia mengatakan akan menyediakan bantuan bagi lebih dari 15 juta orang untuk meringankan beban akibat kenaikan harga BBM.

Gareth Leather – ekonom Capital Markets yang berkantor di London mengatakan Indonesia akan merasakan dampak jangka pendek penurunan harga minyak dunia tersebut, dan penghematan yang terjadi akan memungkinkan pengeluaran yang lebih besar dan mendorong kepercayaan investor bahwa Presiden Joko Widodo “serius melakukan reformasi ekonomi”.

“Dalam jangka panjang itu adalah perspektif yang bagus untuk Indonesia karena akan menghemat pengeluaran. Hampir 20% anggaran tahunan dialokasikan untuk subsidi BBM, beban yang sangat besar bagi pemerintah Indonesia,” ujar Gareth.

Anggaran BBM Indonesia telah meningkat tajam dalam beberapa tahun ini menjadi sekitar 20 milyar dolar per tahun. Penasihat-penasihat pemerintah Indonesia mengatakan anggaran sebaiknya digunakan untuk proyek-proyek pendidikan, pertanian, infrastruktur dan kesehatan.

Malaysia juga telah mengumumkan akan mencabut subsidi bensin dan solar mulai 1 Desember. Pemerintah Malaysia mengatakan langkah itu disebabkan harga minyak dunia yang kini lebih rendah dibanding harga di pom bensin lokal.