Asap Masih Pekat, TNI Kirim 1.000 Personil Baru ke Lapangan

Personil TNI dan warga berusaha memadamkan kebakaran hutan di desa Parit Indah, Kampar, Riau bulan lalu (foto: dok).

Menkopolhukam Luhut Panjaitan Kamis (22/10) menyatakan akan mengevakuasi anak-anak dan bayi yang menjadi korban kabut asap di Sumatera dan Kalimantan.

Kebakaran hutan dan lahan yang semula terjadi di sebagian Sumatera dan Kalimantan, kini mulai meluas ke Papua. Jarak pandang dan indeks kualitas udara pun tak kunjung membaik.

Dalam pernyataan tertulis yang diterima VOA hari Kamis (22/10), Kepala Pusat Data Informasi & Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan titik api atau hotspot kebakaran hutan dan lahan kini justru meluas menjadi 2.742 titik.

Daerah yang paling paling banyak titik apinya adalah Papua 744 hotspot, Sumatera Selatan 703 hotspot, Kalimantan Tengah 462 hotspot, Kalimantan Barat 290 hotspot dan Kalimantan Timur 153 hotspot.

Jarak pandang di sebagian wilayah yang terkena dampak asap justru sangat pendek dan berbahaya.

Jarak pandang di Padang mencapai 1.200 meter, di Palembang mencapai 1.000 meter dan di Jambi mencapai 700 meter. Tetapi jarak pandang di Ketapang hanya 300 meter, di Palangkaraya 100 meter, sementara di Pekanbaru hanya 50 meter. Walhasil banyak media lokal melaporkan terjadinya kecelakaan lalu lintas di daerah-daerah tersebut.

Indeks kualitas udara (PM10) dalam dua bulan terakhir ini juga semakin memburuk. Indeks kualitas udara di Palangkaraya yang pada tanggal 4 Oktober lalu dikategorikan “berbahaya” karena berada di angka 983, pada hari Kamis (22/10) mencapai 1.496.

Demikian pula dengan indeks kualitas udara daerah-daerah lain yang juga sudah dikategorikan “berbahaya”, yaitu Pekanbaru yang mencapai 600 dan Jambi yang mencapai 712.

Dampak asap yang sudah menyelimuti daerah-daerah itu selama lebih dari dua bulan juga menimbulkan masalah kesehatan yang sangat besar. Hingga saat ini penderita infeksi saluran pernafasan akut atau ISPA mencapai 450.431 orang.

Jumlah penderita ISPA di Kalimantan Barat 43.477 orang, di Kalimantan Tengah 52.213 orang, di Riau 65.232 orang, di Kalimatan Selatan 97.430 orang dan di Sumatera Selatan 101.322 orang. BNPB memperkirakan ini bukan data sebenarnya karena banyak masyarakat yang memilih mengobati sendiri penyakitnya di rumah dan tidak berobat ke puskesmas atau rumah sakit, sehingga datanya tidak tercatat.

Mengingat kondisi ini, dalam konferensi pers di Jakarta hari Kamis, Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan mengatakan berencana mengevakuasi anak-anak dan bayi di daerah-daerah yang terkena dampak asap ke tempat yang kualitas udaranya lebih aman. Tetapi belum dijelaskan mekanisme evakuasi dan daerah mana yang akan menampung anak-anak dan bayi ini untuk sementara waktu.

Sementara itu, operasi darat dan udara untuk memadamkan kebakaran terus dilakukan, termasuk mengejar para pembakar hutan dan melakukan tindakan hukum terhadap perusahaan-perusahaan kayu dan sawit yang diduga membakar hutan. Dari sumber yang tidak mau disebut namanya diketahui ada 68 perkara yang melibatkan perusahaan pembakar hutan yang sedang diselidiki polisi. Sebagian besar perusahaan itu beroperasi di Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan dan Riau.

Dalam perkembangan lainnya 1.059 personil TNI yang melakukan penanganan kebakaran hutan dan lahan selama satu bulan ini di Sumatera Selatan, akan ditarik mundur dan dikembalikan ke kesatuan masing-masing. Namun 1.000 personil baru telah tiba di Palembang untuk melanjutkan tugas memadamkan kebakaran hutan dan lahan. [em/ii]