Amerika Serikat, hari Jumat (15/5) menyatakan telah “menilai” ISIS berada di balik serangan maut terhadap sebuah bangsal bersalin di sebuah rumah sakit dan acara pemakaman awal pekan ini di Afghanistan.
“ISIS telah memperlihatkan pola kecenderungan melakukan jenis-jenis serangan keji semacam ini terhadap warga sipil dan merupakan ancaman bagi rakyat Afghanistan serta bagi dunia,” cuit Zalmay Khalilzad, utusan perdamaian Amerika untuk Afghanistan.
The USG has assessed ISIS-K conducted the horrific attacks on a maternity ward and a funeral earlier this week in Afghanistan. ISIS has demonstrated a pattern for favoring these types of heinous attacks against civilians and is a threat to the Afghan people and to the world.
— U.S. Special Representative Zalmay Khalilzad (@US4AfghanPeace) May 14, 2020
Serangan-serangan itu terjadi hari Selasa (12/5) sewaktu sekawanan lelaki bersenjata dengan rompi bom bunuh diri menyerbu bangsal bersalin di Kabul, menewaskan 24 orang. Satu jam kemudian, seorang pelaku serangan bom bunuh diri beraksi di sebuah acara pemakaman di Nangarhar, provinsi di bagian timur, menewaskan 32 orang dan mencederai sekitar 100 lainnya.
Sementara ISIS mengaku serangan bom di acara pemakaman, tidak ada satu pun kelompok bersenjata yang mengaku bertanggung jawab atas serangan mengerikan di rumah sakit di ibu kota Afghanistan. Bangsal bersalin yang dikelola oleh organisasi Doctors Without Borders (MSF) yang berbasis di Perancis itu berlokasi di bagian barat Kabul, yang warganya kebanyakan adalah anggota komunitas minoritas Syiah Hazara.
Kabul, Afghanistan UPDATE: At Dasht-e-Barchi Hospital, unknown attackers opened fire on our maternity ward - where pregnant women, mothers, and newborns were being cared for during one of the most precious and precarious stages of life.The attack lasted for hours.THREAD: pic.twitter.com/paOTTOtzPn
— Doctors w/o Borders (@MSF_USA) May 13, 2020
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan terdahulu terhadap acara-acara pertemuan dan tempat-tempat ibadah Hazara di kota itu dan di tempat-tempat lainnya di Afghanistan.
Pemberontak Taliban membantah terlibat dalam kedua serangan pekan ini. Namun, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan para pembantunya menuduh Taliban mempertahankan hubungan dengan teroris yang bertanggung jawab atas kekerasan di negara itu.
Khalilzad dalam cuitannya menyatakan bahwa ISIS berusaha memicu perang sektarian di Afghanistan, seperti yang dilakukannya di Irak dan Suriah. Ia mengatakan kelompok teroris itu juga menentang perjanjian perdamaian antara pemerintah Afghanistan dan Taliban. [uh/ab]