AS Siapkan Imunisasi Ulangan COVID-19

Seorang perempuan sedang disuntik vaksin COVID-19 buatan Moderna di Illinois, AS, 13 Februari 2021. (Foto: Reuters)

Seorang pejabat Gedung Putih hari Kamis (15/4) mengatakan Amerika sedang mempersiapkan kemungkinan perlunya imunisasi ulangan atau booster antara 9-12 bulan setelah seseorang divaksinasi vaksin COVID-19.

Dalam sebuah pertemuan dengan Kongres, Kepala Sains Untuk Satuan Tugas Tanggapan COVID-19 Gedung Putih David Kessler mengatakan meskipun durasi kekebalan setelah vaksinasi masih dipelajari, suntikan dosis penguat mungkin diperlukan.

“Pemikiran saat ini adalah mereka yang lebih rentan, harus lebih dulu mendapatkannya,” ujar David.

Sementara itu Kepala Eksekutif Pfizer Inc. Albert Bourla mengatakan orang-orang “tampaknya membutuhkan suntikan penguat vaksin COVID-19 ketiga dalam waktu 12 bulan, dan mungkin memerlukan vaksinasi setiap tahun.

Data awal menunjukkan kemanjuran vaksin Moderna dan Pfizer-BioNTech bertahan hingga lebih dari enam bulan, meskipun belum diketahui hingga berapa lama kemanjuran itu bertahan.

Kalau pun perlindungan yang diberikan vaksin itu lebih dari enam bulan, beberapa pakar mengatakan perebakan luas varian baru COVID-19 dan penyakit lain yang muncul mungkin memicu kebutuhan akan imunisasi ulangan berkala yang serupa dengan vaksinasi flu tahunan.

Dalam sidang Kongres yang sama, Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit CDC Rochelle Walensky mengatakan Amerika juga sedang melacak perebakan di kalangan orang-orang yang telah divaksinasi penuh. Walensky mengatakan dari 77 juta orang yang telah divaksinasi di Amerika, ada 5.800 orang yang tetap tertular COVID-19. Termasuk 396 orang yang bahkan perlu dirawat di rumah sakit dan 74 orang yang meninggal dunia.

Walensky mengatakan sebagian penularan itu terjadi karena orang yang divaksinasi tidak memiliki respons kekebalan tubuh yang kuat. Namun, dalam beberapa kasus, ada keprihatinan lain, yaitu mereka tertular varian virus corona yang jauh lebih menular.

Awal bulan ini Pfizer-BioNTech mengatakan vaksin mereka 91 persen manjur untuk mencegah COVID-19, dengan merujuk data uji coba vaksin yang mencakup 12.000 orang yang telah divaksinasi penuh selama sedikitnya enam bulan. [em/lt]