AS, Rusia Upayakan Perjanjian Gencatan Senjata Suriah

Menlu AS John Kerry (kiri) dan Menlu Rusia Sergei Lavrov (kanan) pada pertemuan di Jenewa, Swiss untuk membahas krisis Suriah tanggal 26 Agustus lalu (foto: dok).

Perjanjian gencatan senjata Suriah akan memungkinkan bantuan kemanusiaan yang lebih banyak lagi bagi warga sipil di kawasan konflik di Suriah.

Amerika dan Rusia berupaya untuk menyelesaikan perjanjian gencatan senjata untuk Suriah yang akan memungkinkan bantuan kemanusiaan yang lebih banyak lagi ke negara yang dikoyak perang itu sementara para pemimpin dunia bertemu di Hangzhou, China untuk KTT G20.

Kedua negara tampak hampir mencapai perjanjian tapi tantangan-tantangan besar masih ada. Ada harapan bahwa Presiden Amerika Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan berunding secara tidak resmi di sela-sela KTT G20, tapi sejauh ini belum ada rencana.

Presiden Obama kepada wartawan hari Minggu (4/9) mengatakan, “Kita punya perbedaan mendalam dengan Rusia dalam hal pihak-pihak yang didukung dan juga proses yang diperlukan untuk membawa perdamaian di Suriah.”

Juru bicara Departemen LN Amerika mengatakan Rusia, mundur dari beberapa hal yang oleh Amerika dianggap disetujui kedua pihak.

Presiden Rusia Putin di kutip mengatakan konflik Suriah hanya bisa diselesaikan dengan cara-cara politik.

Rusia mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad tapi Amerika bekerja sama dengan pasukan oposisi yang lebih moderat yang memerangi Assad.

Obama mengatakan “Jika kita tidak mendapat persetujuan dari Rusia mengenai pengurangan kekerasan dan mengurangi krisis kemanusiaan, maka sulit bagi kita untuk mencapai fase berikutnya”.

Menlu Amerika John Kerry bertemu dengan rekannya Menlu Sergei Lavrov hari Minggu dan keduanya akan bertemu lagi hari Senin.

“Bisa dikatakan berdasarkan analisa ada beberapa isu berat yang kami bicarakan hari ini,” kata Kerry kepada wartawan setelah pertemuan itu tapi menolak untuk memberi rincian.

“Kami akan bertemu besok pagi dan melihat kemungkinan untuk menjembatani kesenjangan dan mencapai kesimpulan mengenai beberapa isu ini.”

Wakil Menlu Rusia Sergei Ryabkov mengatakan kedua pihak hampir mencapai perjanjian dan sedang membicarakan isu-isu yang paling serius untuk memberlakukan gencatan senjata.

“Tugas yang paling berat berlanjut,” kata Ryabkov. “Sampai kita mengatasi penghalang terakhir kita tidak bisa mengatakan sudah mencapai hasil.”

Perang saudara di Suriah sudah menewaskan lebih dari 250 ribu orang, 11 juta orang mengungsi serta menyebabkan krisis pengungsi di Timur Tengah dan Eropa. Konflik itu juga ikut menyebabkan kebangkitan kelompok-kelompok militan Islamis.

Pejabat militer Amerika dan Rusia telah bertemu selama berminggu-minggu untuk mengupayakan syarat-syarat perjanjian itu. Perjanjian gencatan senjata sebelumnya gagal bertahan lama karena kedua negara mendukung pihak yang berlawanan dalam perang selama lima tahun itu. [my/al]