AS Kerahkan Pasukan Garda Nasional di Baltimore

Polisi kota Baltimore mengamankan gedung-gedung dari aksi demonstrasi rusuh di sana (28/4).

Pasukan Garda Nasional dikerahkan di seluruh kota Baltimore, negara bagian Maryland, sehari setelah kerusuhan pecah pasca-pemakaman pria kulit hitam yang meninggal akibat cedera dalam tahanan polisi awal bulan ini.

Gubernur Maryland Larry Hogan menyatakan keadaan darurat di Baltimore dan sekolah-sekolah negeri di kota itu tutup hari Selasa (28/4). Walikota Stephanie Rawlings-Blake, yang menyebut kerusuhan itu sebagai "salah satu hari paling kelam yang pernah dihadapi kota ini," telah memberlakukan jam malam selama seminggu.

Petugas pemadam terus berusaha memadamkan beberapa kebakaran di Baltimore sampai dini hari Selasa, termasuk panti jompo milik gereja yang sedang dibangun.

"Hati saya jelas hancur karena orang tidak paham bahwa kita di sini untuk komunitas. Orang tidak paham bahwa kita bekerja atas nama komunitas untuk berinvestasi, ketika tidak ada orang lain yang bersedia. Kita tidak ingin melihat gentrifikasi dan ketidakadilan berlanjut. Tetapi kita ingin melihat komunitas ini dibangun kembali bagi penduduk yang tinggal di Broadway East, Baltimore," kata Pastor Donte Hickman.

Kekerasan dimulai ketika ratusan siswa SMU bergerak menuju mal setempat setelah siswa dipulangkan lebih cepat hari itu, kemudian menyebar ke beberapa lingkungan, membuat polisi kewalahan merespon protes yang berubah menjadi kekerasan.

Demonstran menjarah dan membakar puluhan toko dan kendaraan, dan melempar batu, batu bata, botol dan benda-benda lain ke arah polisi anti huru-hara. Kepala Polisi Anthony Betts mengatakan 15 petugas terluka dalam bentrokan itu, termasuk enam yang dirawat di rumah sakit. Setidaknya 24 orang ditangkap.

Sementara kerusuhan berkecamuk Senin malam, keluarga Gray menyerukan agar para perusuh berhenti.

"Saya pun sama pedihnya tetapi saya tidak ingin kalian berada di luar sini. Saya ingin kalian mendapat keadilan bagi anak saya, tetapi jangan melakukannya dengan cara seperti ini di sini. Jangan hancurkan seluruh kota. Hanya untuknya? Ini salah," ujar Gloria.

Ribuan pelayat berkumpul Senin pagi untuk memberi penghormatan terakhir kepada Freddie Gray, yang kematiannya menjadi insiden terbaru yang memicu pertanyaan dan protes tentang interaksi antara warga minoritas dan polisi di Amerika.

Gray menderita cedera tulang belakang yang parah seminggu setelah ditangkap tanggal 12 April. Pejabat-pejabat mengatakan ia tidak mengenakan sabuk pengaman sebagaimana mestinya ketika dibawa dalam mobil polisi. Menurut kepala polisi Betts, petugas lambat menyadari bahwa Gray membutuhkan bantuan medis. Enam petugas yang menangani Gray untuk sementara diskors.

Departemen Kehakiman dan FBI meluncurkan penyidikan untuk mengetahui apakah telah terjadi pelanggaran hak-hak sipil dalam kematian Gray.