AS, Jepang, Korsel Usahakan agar China Tingkatkan Komitmen Soal Sanksi Terhadap Korut

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menerima delegasi Partai Komunis China di bawah pimpinan Liu Yunshan (Foto: dok).

Presiden AS Barack Obama, PM Jepang Shinzo Abe dan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye akan mengadakan pertemuan trilateral di sela-sela KTT Keamanan Nuklir pekan ini di Washington.

Para pemimpin dari AS, Jepang dan Korea Selatan akan bertemu di Washington, Kamis (31/3), untuk membahas ancaman nuklir yang kian berkembang dari Korea Utara, dan pembicaraan itu diperkirakan sebagian besar menyangkut China.

Presiden AS Barack Obama, PM Jepang Shinzo Abe dan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye akan mengadakan pertemuan trilateral di sela-sela KTT Keamanan Nuklir pekan ini di Washington.

Dalam pertemuan itu, untuk pertama kalinya para pemimpin dari tiga negara itu bertemu sejak PBB memberlakukan sanksi keras baru terhadap Korea Utara karena melakukan uji coba nuklir keempat pada bulan Januari.

Washington dan sekutu-sekutunya di Asia berkomitmen kuat untuk mengambil pendekatan keras berbasis sanksi itu untuk menekan Korea Utara agar menghentikan usahanya mengembangkan senjata nuklir, namun masih ada keraguan mengenai tingkat komitmen Beijing mengenai usaha itu.

Wakil Menteri Luar Negeri AS Anthiony Blinken, Selasa, mengatakan, keterlibatan Beijing dalam menekan Korea Utara sangat dibutuhkan mengingat hubungan unik antara China dan Korea Utara secara ekonomi.

AS bekerjasama erat dengan China dalam menyusun sanksi-sanksi baru PBB itu, yang mengharuskan inspeksi wajib semua kargo Korea Utara dan melarang ekspor mineral negara itu yang selama ini hasilnya digunakan untuk mendanai program pengembangan nuklir Pyongyang.

Penegakan sanksi-sanksi internasional ini oleh Beijing dianggap penting karena 90 persen aliran perdagangan Korea Utara adalah menuju atau melalui China.

Para pemimpin China telah berjanji untuk mendukung sanksi-sanksi itu, namun mereka juga berusaha membatasi akibat yang ditimbulkannya. Beijing, contohnya, baru-baru ini mengusulkan pengecualian sanksi terhadap empat kapal yang masuk daftar hitam. Padahal kapal-kapal itudi masa lalu pernah terlibat dalam perdagangan senjata Pyongyang. China juga mengusulkan pendekatan dua jalur di mana pembicaraan perdamaian berlangsung seiring perundingan denuklirisasi. [ab/as]