AS, Inggris Terus Tekan Gaddafi untuk Mundur

Menlu AS Hillary Clinton sedang menuju Jenewa untuk merundingkan lebih lanjut penanganan krisis Libya dengan para sekutu AS.

Amerika Serikat dan Inggris meningkatkan tekanan mereka terhadap pemimpin Libya Moammar Gaddafi agar meletakkan jabatannya.

Selagi kekerasan berlanjut di Libya, tekanan internasional meningkat terhadap pemimpin Libya Moammar Gaddafi untuk mundur.

Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mengatakan Amerika siap menawarkan bantuan kepada rakyat Libya yang berupaya memaksa mundur Gaddafi. Berbicara kepada wartawan pada hari Minggu, ia menyebut "uluran tangan" kepada rakyat Libya sebagai "revolusi yang bergerak ke arah Barat."

Hillary Clinton, yang sedang menuju Jenewa untuk berkonsultasi dengan sekutu Amerika mengenai tanggapan lebih lanjut untuk krisis di Libya, mengatakan, "Terlalu cepat untuk melihat bagaimana hal ini akan berlangsung."

Presiden Amerika Barack Obama telah bergabung dengan seruan-seruan lain yang mendorong pengunduran diri Gaddafi. Dalam pernyataan Gedung Putih yang dirilis hari Sabtu, Obama mengatakan, "Pemimpin Libya telah kehilangan legitimasi untuk memerintah dan perlu melakukan yang benar untuk negara dengan mundur sekarang juga."

Inggris telah mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan mencabut kekebalan diplomatik Gaddafi, anak-anaknya dan anggota keluarga lainnya. Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengumumkan langkah tersebut, Minggu, sekaligus mengatakan sudah saatnya bagi Gaddafi untuk mundur.

Mengutip "pelanggaran berat dan sistematis terhadap hak asasi manusia," Dewan Keamanan PBB telah sepakat untuk menjatuhkan sanksi kepada pemerintah Gaddafi, termasuk embargo senjata. Resolusi yang telah disetujui pada hari Sabtu juga menyerukan negara-negara anggota PBB untuk membekukan aset Gaddafi dan keluarganya serta melakukan penyelidikan internasional mengenai kejahatan terhadap kemanusiaan atas tindakan keras mematikan yang telah menyebabkan ratusan orang tewas.