AS Hampir Hentikan Perundingan soal Suriah dengan Rusia

Menlu Rusia Sergey Lavrov (kiri) dan Menlu Amerika John Kerry dalam pertemuan mengenai Suriah (foto: dok).

Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan, Amerika 'hampir' menghentikan perundingan diplomatik dengan Rusia mengenai Suriah, karena Rusia terus melancarkan pengeboman atas kota Aleppo.

Kerry mengatakan, “tidak rasional” melanjutkan perundingan dan “menghadapi semua hal dengan serius”, kalau Rusia terus melakukan pengeboman dari udara.

Kerry berbicara hari Kamis (29/9) di Washington hanya beberapa jam setelah Rusia melanjutkan serangan udara atas Aleppo.

“Mungkin sudah tiba waktunya kita harus mencari cara-cara alternatif untuk sementara waktu,” kata Kerry. Ia menambahkan bahwa ia “sangat prihatin” tentang perkembangan yang sedang terjadi dan masa depan nasib rakyat Suriah.

Amerika telah menekan Rusia untuk menggunakan pengaruhnya guna menekan presiden Bashar al-Asaad untuk menghormati perjanjian gencatan senjata dan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Aleppo dan bagian-bagian Suriah lainnya.

Tetapi, kata para pejabat Amerika, pemerintah Suriah dan Rusia justru meningkatkan serangan udara atas Aleppo dengan menyasar rumah sakit, kamp, pengungsi, persediaan air minum dan fasilitas-fasilitas lainnya.

“Tampaknya ada strategi yang memalukan yang dijalankan oleh rezim Assad dan dibantu oleh Rusia, untuk memaksa warga sipil menyerah dengan pengeboman besar-besaran,” kata jurubicara Gedung Putih Josh Earnest. Presiden Obama telah mendesak tim keamanan nasionalnya untuk mencari cara-cara penyelesaian lain bagi masalah Suriah.

Gedung Putih tadinya sepakat dengan Rusia untuk menyelesaikan krisis di Suriah, tapi kini “sangat kecewa” dengan hasilnya, kata Earnest.

Strategi Amerika sebagian besar di dipusatkan pada usaha melumpuhkan dan menghancurkan ISIS. Pemerintah Amerika mengatakan, walaupun telah dicapai kemajuan dalam memukul mundur kelompok teroris itu, masih banyak yang harus dilakukan untuk mempertahankan gencatan senjata jangka panjang dan transisi politik untuk mengakhiri perang saudara yang telah berlangsung lima tahun. [ii/sp]