Pejabat Militer AS, Filipina Bahas Ketegangan di Laut China Selatan

Pemimpin Komando Pasifik AS, Laksamana Harry Harris (kiri) dan panglima militer Filipina, Hernando Iriberi (kanan) dalam upacara penyambutan di Quezon City, Metro Manila, hari Rabu (26/8).

Sejumlah pejabat tinggi militer AS dan Filipina bertemu di Manila hari Rabu (26/8) guna membahas ketegangan di Laut China Selatan.

Sejumlah pejabat tinggi militer AS dan Filipina bertemu di Manila dalam usaha memperluas hubungan pertahanan sementara ketegangan memburuk terkait klaim wilayah China yang disengketakan di Laut China Selatan.

Pemimpin Komando Pasifik AS, Laksamana Harry Harris, disambut dengan penghormatan militer lengkap hari Rabu (26/8), di markas besar angkatan bersenjata Filipina.

Menurut juru bicara militer Filipina, Restituto Padilla, Harris dan sejawatnya dari Filipina, Jenderal Hernando Iriberri, membahas isu-isu keamanan, termasuk Laut China Selatan.

Laksamana Harris juga bertemu para pemimpin senior lain, termasuk Presiden Benigno Aquino dan sejumlah pejabat pertahanan lainnya.

Menurut Associated Pers, pada salah satu pertemuan, Menteri Pertahanan Filipina Voltaire Gazmin memohon agar pesawat-pesawat patroli militer AS membantu mengawal kapal-kapal suplai Filipina di kawasan Laur China Selatan yang disengketakan. Permohonan itu belum bisa dikukuhkan.

Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan memiliki klaim yang tumpang tindih dengan China di Laut China Selatan, yang kaya akan sumber daya alam, merupakan rute perdagangan utama dan memiliki nilai-nilai simbolik dan nasional penting.

Amerika Serikat, yang menyatakan tidak berpihak dalam sengketa wilayah itu, telah meningkatkan kerjasama keamanan maritim dengan Manila dan militer-militer lain di wilayah itu dalam beberapa tahun belakangan. Washington mengatakan kebebasan bernavigasi di wilayah itu harus dipertahankan dan sengketa harus diselesaikan melalui jalan damai.