AS Desak Taliban Ikuti Proses Rekonsiliasi Afghanistan

  • Ayaz Gul

Diplomat AS, James Dobbins, mendesak Taliban untuk tetap bergabung dalam proses rekonsiliasi Afghanistan.

Seorang diplomat senior AS mengatakan meskipun Taliban tidak bersedia melanjutkan perundingan damai, AS akan terus mendesak kelompok militan itu agar membuka kembali kantornya di Doha, Qatar dan bergabung dalam proses rekonsiliasi Afghanistan.
Utusan khusus Amerika untuk Afghanistan dan Pakistan, James Dobbins mengatakan kepada para wartawan bahwa ia yakin Amerika dan Afghanistan akan menyelesaikan perbedaan-perbedaan mengenai ketentuan perjanjian keamanan bilateral dalam beberapa minggu mendatang.

Utusan Khusus Amerika James Dobbins mengatakan Amerika siap untuk melanjutkan proses Doha, tapi tergantung apakah Taliban bersedia untuk berunding dengan Amerika dan para perunding perdamaian Afghanistan.

“Dalam beberapa minggu lalu mereka belum bersedia melakukannya, tapi kita tidak menyerah. Kita akan terus mengupayakannya,” kata James Dobbins.

Sebagai bagian dari rencana Amerika untuk mengakhiri 12 tahun konflik di Afghanistan, pemberontak Taliban bulan Juni lalu diperbolehkan membuka kantor di Doha, ibukota Qatar dimana Taliban bisa mengirim para wakil untuk merundingkan perdamaian.

Tapi ketika Taliban membuka fasilitas itu, Taliban menyebutnya kantor Emirat Islam Afghanistan, nama yang digunakan negara itu selama lima tahun berkuasa dari 1996-2001. Kantor Taliban di Doha itu juga menaikkan bendera resmi Taliban.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai bereaksi marah atas kejadian tersebut, menuduh Amerika mendorong pemberontak mendirikan pemerintah tandingan di pengasingan. Ia juga mengecam rencana pertemuan langsung antara pejabat Amerika dan wakil-wakil Taliban di kantor Doha itu dan menangguhkan perundingan dengan Amerika mengenai perjanjian keamanan yang diusulkan.

Reaksi keras itu membuat pejabat Amerika meminta Qatar untuk menurunkan bendera dan papan nama Taliban itu, tindakan yang membuat militan marah yang kemudian menutup kantor itu hampir dua minggu sejak pembukaannya yang menghebohkan.

Utusan khusus Amerika James Dobbins menegaskan kembali hari Jumat bahwa cara Taliban membuka kantor di Doha itu melanggar perjanjian sebelumnya.

Duta besar Dobbins juga menegaskan bahwa perundingan antara Taliban dan anggota Dewan Tinggi Perdamaian yang ditunjuk presiden Afghanistan akan menjadi kunci untuk melanjutkan proses perdamaian.

Taliban sejak lama menolak mengadakan perundingan langsung dengan wakil-wakil Presiden Karzai menuduhnya sebagai “boneka Amerika”.