AS dan Qatar Bersatu dalam Isu Suriah

  • Elizabeth Arrott

Menlu AS John Kerry bertemu dengan Perdana Menteri dan Menlu Qatar Sheikh Hamad bin Jassim Al Thani di Doha, Qatar (5/3).

Dalam lawatan ke Suriah, Menlu AS John Kerry menunjukkan sikap bersatu dengan Qatar dalam isu Suriah.
Menteri Luar Negeri John Kerry berusaha mengemukakan posisi Amerika dalam penyelesaian yang dirundingkan atas konflik di Suriah dengan menggunakan konferensi pers di Qatar untuk menonjolkan upaya-upaya diplomatik agar Presiden Suriah Bashar al-Assad mundur.

“Qatar dan Amerika telah bekerja keras untuk memperkuat sanksi-sanksi internasional terhadap rejim Assad dan membantu pihak oposisi membangun persatuan dan keefektifan yang mereka perlukan dalam upaya mengubah perhitungan Presiden Assad di lapangan,” kata Kerry.

Demikian pernyataan Kerry hari Selasa di Doha didampingi Perdana Menteri Qatar Hamad bin Jassim bin Jaber Al Thani yang juga menjabat sebagai menteri luar negeri.

Sheikh Hamad menekankan negaranya mendukung pasukan pemberontak yang moderat di Suriah dan menambahkan Qatar tidak ingin kelompok-kelompok radikal disana menang.

Pengaruh Qatar yang luar biasa di kawasan itu melalui kekuatan finansial dan medianya telah memainkan peran penting dalam konflik di Suriah, setidaknya dengan sebagian uang dari negara itu dikatakan untuk mendukung kelompok-kelompok militan Islamis Sunni.

Analis politik Andrew Parasaliti adalah seorang redaktur al-Monitor.com. Ia mengatakan, “Qatar mendukung unsur-unsur itu, sebagian unsur dalam pertempuran itu termasuk kelompok-kelompok jihad ini yang membuat pertempuran itu sebagai sektarian dan banyak pihak di kawasan itu melihat perjuangan di Suriah sebagai sebuah pertempuran sektarian regional dimana Qatar, Turki dan Arab Saudi berada di satu sisi dan di sisi lain Russia, Iran mendukung pemerintahan Assad.”

Amerika sejauh ini memutuskan hanya mengirim bantuan non senjata kepada pihak pemberontak. Tapi Menteri Luar Negeri Kerry tampak mengambil posisi lebih lunak terhadap cara sekutu Amerika mendukung pemberontak, dengan mengatakan hari Senin bahwa ia percaya senjata itu akan sampai kepada pihak oposisi “yang moderat dan sah” itu.

Tapi kunjungan John Kerry ke Qatar, yang menjadi persinggahan terakhir dalam lawatannya ke sembilan negara sebagai diplomat tertinggi Amerika berpotensi bermasalah karena sikapnya pada masa lampau.

Tahun 2009, sewaktu menjadi Senator, Kerry menekankan sifat merisaukan hubungan kedua negara dengan mengatakan Qatar “tidak bisa terus menjadi sekutu Amerika hari Senin yang mengirim dana kepada Hamas hari Selasa” merujuk pada kelompok Palestina yang menguasai Gaza dan dianggap Amerika sebagai organisasi teroris.

Sehubungan dengan hal itu, redaktur Al.Monitor.com Parasaliti mengatakan, “Meskipun Qatar tetap negara yang penting dari segi keragaman regional, dan salah satu negara yang dihadapi Amerika dalam banyak kepentingan bersama, juga ada isu-isu seperti di Suriah, isu Israel-Palestina yang mungkin berbeda pandangan.”

Menteri Luar Negeri Kerry, hari Selasa tidak membesar-besarkan perbedaan pandangan itu.