AS dan China terlibat dalam perang dagang, setelah perundingan perdagangan babak terbaru berakhir tanpa perjanjian.
Hari Jumat AS menaikkan tarif dari 10 persen menjadi 25 persen atas impor China yang bernilai 200 miliar dolar. China telah berjanji akan membalas, namun tidak merincikannya.
Presiden AS Donald Trump juga telah memerintahkan para pejabat untuk mulai menaikkan tarif atas semua barang-barang impor lain dari China, yang diperkirakan bernilai sekitar 300 miliar dolar, proses yang akan memerlukan waktu beberapa bulan.
Trump mengatakan China mengulur-ulur waktu dalam membuat perjanjian dengan AS, ekonomi terbesar di dunia.
Pemimpin AS itu mencuit hari Sabtu bahwa China ingin menunggu apakah seorang Demokrat menang dalam pilpres tahun 2020.
I think that China felt they were being beaten so badly in the recent negotiation that they may as well wait around for the next election, 2020, to see if they could get lucky & have a Democrat win - in which case they would continue to rip-off the USA for $500 Billion a year....
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) May 11, 2019
Apabila itu terjadi, Trump mencuit bahwa China "akan terus mencurangi AS sebesar 500 miliar dolar setahun."
....The only problem is that they know I am going to win (best economy & employment numbers in U.S. history, & much more), and the deal will become far worse for them if it has to be negotiated in my second term. Would be wise for them to act now, but love collecting BIG TARIFFS!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) May 11, 2019
Namun para pengamat bisnis mengatakan kenaikan tarif yang diterapkan AS terhadap barang-barang China akan menyebabkan konsumen AS membayar lebih mahal bagi produk-produk China. [vm]