Arab Saudi Resmi Lamar Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034

Logo Piala Dunia 2026 terlihat di Los Angeles pada Rabu, 17 Mei 2023. (Foto: AP)

Arab Saudi secara resmi mengumumkan pencalonannya sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034, hampir empat bulan setelah badan sepak bola dunia FIFA mengumumkan bahwa negara gurun itu adalah satu-satunya kandidat.

Tawaran itu muncul dua tahun setelah negara tetangganya, Qatar, menjadi tuan rumah Piala Dunia pertama di Timur Tengah.

Dengan slogan "Tumbuh. Bersama", Federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF) mengenalkan logo, situs web, dan video pendek sebagai bagian dari kampanye mereka, yang merayakan semangat, dedikasi, dan keberagaman sepak bola di Arab Saudi.

“Kampanye ini didukung oleh harapan dan impian 32 juta orang di Arab Saudi,” kata kepala unit penawaran SAFF, Hammad Albalawi, dalam sebuah pernyataan.

“Tanggung jawab kami adalah mengajukan penawaran terbaik kepada FIFA, membuat negara kami bangga dan memenuhi kepercayaan yang diberikan kepada kami oleh lebih dari 130 Anggota Asosiasi di seluruh dunia yang mendukung penawaran kami,” imbuhnya.

BACA JUGA: Bersama Singapura, Indonesia Akan Ajukan Tawaran Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Dalam upaya untuk mewujudkan visi reformasi Visi 2030 yang dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Arab Saudi melakukan banyak investasi dalam sektor olahraga, sebagai bagian dari tujuan mereka untuk menjadikan negara tersebut sebagai pusat pariwisata, bisnis, dan olahraga.

Pada pelan lalu, Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi mengumumkan “kemitraan strategis multi-tahun” dengan ATP, badan pengelola tenis putra.

Sejak 2021, PIF banyak menanamkan modal di sejumlah ajang olahraga besar, termasuk mendirikan tur golf LIV, saingan PGA, dan membeli klub Liga Utama Inggris Newcastle United.

PIF juga memiliki empat klub di Liga Pro Saudi dan berhasil menarik bintang-bintang kelas dunia, termasuk Cristiano Ronaldo dan Neymar dengan iming-iming gaji besar.

Investasi tersebut memicu tuduhan bahwa pemerintah sedang melakukan "sportwashing" untuk meredam kritik internasional terhadap catatan hak asasi manusia negara tersebut.

Bek Arab Saudi Mohammed Al-Burayk dan penyerang Qatar Almoez Ali berdebat selama pertandingan sepak bola grup E Piala Asia AFC antara Arab Saudi dan Qatar di Stadion Zayed Sport City di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Kamis, 17 Januari 2018. (Foto : AP)

Sportwashing adalah strategi memanfaatkan kegiatan olahraga untuk menunjang reputasi suatu kelompok. MIsalnya, dengan menjadi tuan rumah turnamen olahraga atau mendukung tim tertentu.

Arab Saudi pada awalnya tertarik untuk ikut serta dalam tender Piala Dunia 2030 bersama Mesir dan Yunani. Namun ide tersebut dibatalkan pada Juni, sehingga membuka jalan bagi pencalonan tiga benua yaitu Spanyol, Portugal dan Maroko, dengan tiga pertandingan di Amerika Selatan.

Arab Saudi mengumumkan niatnya untuk mengajukan penawaran pada Piala Dunia 2034 pada 4 Oktober, segera setelah FIFA mengumumkan prosedurnya.

Sebagai akibat dari rotasi benua, FIFA hanya "mengundang" negara-negara anggota konfederasi Asia dan Oseania untuk mengajukan permohonan sehingga mengesampingkan basis sepak bola tradisional.

Indonesia sempat mempertimbangkan untuk mengajukan penawaran bersama dengan Australia, atau bahkan negara lain seperti Selandia Baru, Malaysia, dan Singapura. Namun pada 19 Oktober Indonesia setuju untuk mendukung penawaran Arab Saudi.

Australia juga merupakan salah satu pesaing tetapi membatalkan niatnya menyusul keputusan Konfederasi Sepak Bola Asia untuk mendukung pencalonan Saudi. [ah/ft]