Annan: Belum Terlambat untuk Gencatan Senjata Suriah

Utusan PBB dan Liga Arab untuk perdamaian Suriah, Kofi Annan.

Utusan PBB dan Liga Arab, Kofi Annan menolak pernyataan pemerintah Suriah bahwa mereka telah menarik mundur militernya dari beberapa kota.
Kofi Annan utusan khusus PBB dan Liga Arab untuk Suriah mendesak pemerintah Suriah agar menggunakan waktu 48 jam mendatang untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan rencana perdamaian enam poin. Sehingga kekerasan masih bisa diakhiri menjelang batas waktu 12 April.

Dalam surat kepada DK PBB hari Selasa, Kofi Annan menolak pernyataan Suriah bahwa mereka telah menarik mundur militernya dari beberapa kota. Ia mendesak oposisi untuk memenuhi janjinya menghentikan pertempuran dan meminta kepada negara-negara yang punya pengaruh pada Suriah untuk membantu menghentikan konflik itu.

Hari Selasa, anggota-anggota DK menyampaikan keprihatinan mendalam atas komitmen gencatan senjata yang ditunjukkan pemerintah Suriah sejauh ini.

Duta besar Amerika Susan Rice yang menjadi presiden DK bulan ini mengatakan jika “Suriah gagal memenuhi kewajibannya maka masyarakat internasional dan DK harus menentukan apakah tetap bersatu dan mengambil langkah berikutnya”. Ia mengatakan hal itu bisa berupa peningkatan tekanan terhadap rejim Assad melalui tindakan bersama.

Amerika dan rekan-rekan baratnya di DK telah menekankan sanksi-sanksi atau tindakan lebih keras terhadap Suriah selama berbulan-bulan tapi dihalangi oleh Russia dan Tiongkok, yang menentang apa yang mereka katakan sebagai campur tangan pihak luar di Suriah.

Sementara itu, harapan atas rencana perdamaian makin redup hari Selasa setelah pasukan Suriah melancarkan serangan-serangan baru di kawasan pemberontak.
Kelompok-kelompok HAM Suriah mengatakan sekurangnya 31 orang sebagian besar warga sipil tewas akibat tembakan meriam utamanya di kawasan Hama dan kota Mareh.