AS Selidiki Apakah ISIS Gunakan Senjata Kimia

Militan ISIS berdiri di atas tank yang direbut dari pasukan pemerintah Suriah dan membentangkan bendara kelompoknya di kota al-Qaryatayn, sebelah barat daya Palmyra, Suriah bagian tengah.

Amerika sedang menyelidiki apakah militan ISIS menggunakan senjata kimia dalam serangan awal pekan ini terhadap pejuang Kurdi di Irak, seperti dilansir pejabat-pejabat Jerman.

Kementerian Pertahanan Jerman, yang melatih pasukan Kurdi, mengatakan sekitar 60 pejuang Peshmerga menderita luka akibat paparan senjata kimia dalam pertempuran hari Rabu dengan kelompok ISIS.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Alistair Baskey, hari Kamis mengatakan Amerika sedang menggali informasi tentang serangan itu. "Kami menganggap serius hal ini dan semua tuduhan penggunaan senjata kimia," katanya.

Duta Besar Amerika untuk PBB, Samantha Powers, mengatakan Amerika sedang mempelajari tuduhan-tuduhan tersebut. Pejabat-pejabat Amerika lainnya melangkah lebih jauh, dengan menyatakan sepertinya ekstrimis Muslim itulah yang melakukan serangan tersebut.

Amerika "memiliki informasi yang bisa dipercaya" bahwa zat kimia yang digunakan dalam dugaan serangan itu adalah gas sulfur mustard, yang tampaknya didapat militan di Suriah, menurut seorang pejabat senior Amerika yang tidak disebut namanya dan dikutip surat kabar The Wall Street Journal.

Pejabat Amerika tersebut tidak merinci dugaan serangan terhadap pasukan gerilyawan Peshmerga, yang merupakan elemen penting serangan militer pimpinan Amerika untuk menumpas ekstremis ISIS dari Irak dan Suriah.