Akun Daring Wartawan Reuters Dipalsukan untuk Dekati Aktivis China

Aktivis dan kartunis politik China, Badiucao (foto: dok).

Identitas dua wartawan kantor berita Reuters dipalsukan oleh orang tak dikenal atau orang-orang yang kemudian menggunakan akun media sosial palsu, untuk berhubungan dengan aktivis China di beberapa media online dalam beberapa bulan.

Dua wartawan itu, kepala biro Shanghai, Brenda Goh dan koresponden yang berpusat di Hong Kong, Jessie Pang, dari akhir November muncul di media sosial termasuk Instagram dan aplikasi pesan Telegram.

Pemalsu atau peniru identitasnya sedang mencari informasi tentang kelompok terkait protes pada bulan yang sama terhadap pengawasan ketat COVID-19 China, demikian kesan dari screenshot atau foto layar dan beberapa akun yang diberikan kepada Reuters.

Seorang aktivis China dan artis pembangkang yang berpusat di Australia dikenal dengan nama Badiucao pertama kali mengetahui pemalsuan itu hari Sabtu di Twitter.

BACA JUGA: China Bela Kebijakan di Hong Kong dan Xinjiang pada Sidang PBB di Jenewa

Sebuah akun palsu dibuat di Instagram dan satu akun di Telegram yang mengaku sebagai Pang, menurut foto layar dari Badiucao. Aktivis lain mengatakan kepada Reuters, ia telah berbicara dengan sosok palsu Goh melalui Telegram selama tiga bulan.

Badiucao mencuit bahwa ia didekati di Telegram oleh seseorang yang mengaku sebagai Pang, meminta informasi tentang media daring berbahasa Mandarin bernama Citizens Daily yang memuat karya seni bernada protes.

Badiucao mengatakan, ia curiga dengan bahasa dan pertanyaan yang diajukan oleh penipu itu. Ia meminta untuk menjelaskan identitas orang tersebut melalui akun Twitter Pang.

Penipu itu mengatakan, ia tidak memiliki kendali atas akun Twitter, karena "dikelola oleh tim di Reuters," kata Badiucao dengan menunjukkan foto layar itu .

Orang itu kemudian mengirim seorang kartunis politik terkemuka di kalangan pengunjuk rasa, sebuah foto di tanda pengenal pers Pang, yang telah kedaluwarsa. [ps/jm]