Akhir Kejayaan Raja Dolar? Kekuatan yang Berperan dalam De-dolarisasi

Seorang petugas penukaran uang mengumpulkan dolar AS di Karachi pada 26 Januari 2023. (Foto: AFP)

Persaingan dengan China, dampak perang Rusia di Ukraina dan alotnya negosiasi Pemerintah Joe Biden dan Kongres mengenai plafon utang AS menggiring status dolar yang merupakan mata uang dominan dunia di bawah pengawasan baru.

Di bawah ini adalah beberapa argumen mengapa de-dolarisasi akan terjadi - atau mungkin mengapa tidak.

Uang kertas satu dolar AS terlihat di sebelah uang kertas lira Turki dalam ilustrasi yang diambil di Istanbul, Turki, 23 November 2021. (Foto: REUTERS/Murad Sezer)

Bank sentral menempatkan dana dalam dolar jika mereka perlu menopang nilai tukar selama krisis ekonomi. Jika mata uang melemah terlalu jauh terhadap dolar, minyak dan komoditas lain yang diperdagangkan dalam mata uang AS menjadi mahal, meningkatkan biaya hidup dan memicu inflasi.

Uang kertas satu dolar AS dan uang kertas China 100 yuan. (Foto: AP)

BACA JUGA: Akankah Penggunaan Mata Uang Lokal Anggota ASEAN Memperkuat Stabilitas? 

Meskipun ada kekhawatiran utang, dolar AS tetap menjadi mata uang dominan di dunia.

BACA JUGA: Argentina akan Gunakan Yuan dengan China untuk Menghemat Dolar