Lebih dari seribu orang yang berduka Rabu (6/7), menghadiri pemakaman di East London, Afrika Selatan, untuk 21 remaja yang meninggal dalam tragedi misterius di sebuah bar hampir dua pekan lalu.
Nyanyian sedih dilantunkan oleh kelompok paduan suara saat 19 peti mati dibawa ke tenda besar tempat kebaktian diadakan di kotapraja Scenery Park, East London.
Dua keluarga mengadakan pemakaman pribadi dan penyelenggara acara itu mengatakan peti-peti mati yang dipajang kosong, sehubungan dengan keinginan beberapa keluarga. Para remaja yang tewas akan dimakamkan di berbagai pemakaman Rabu malam dan dalam beberapa hari mendatang, kata mereka.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa hadir dan menyampaikan pidato pada acara pemakaman tersebut. Karena tenda terisi penuh, banyak pelayat terpaksa duduk di luar.
Masih belum diketahui penyebab kematian anak-anak remaja berusia antara 13 dan 17 tahun itu. Mayat mereka ditemukan di bar Enyobeni. Semua remaja berusia di bawah usia 18 tahun sehingga tidak memenuhi syarat legal untuk minum alkohol di Afrika Selatan. Ahli patologi sedang mempelajari penyebab kematian dari sampel darah. Dugaan kematian akibat insiden berdesak-desakan telah dikesampingkan karena jenazah para korban tidak menunjukkan luka serius, kata polisi.
Suasana muram menyelimuti lingkungan sekitar bar kumuh, di mana beberapa penduduk meletakkan karangan bunga. Pihak berwenang telah menutup bar, menyusul munculnya pertanyaan tentang berapa banyak remaja di bawah umur yang berkumpul di tempat yang menjual alkohol itu setelah tengah malam pada 26 Juni.
Sejumlah anggota masyarakat mengatakan, minum alkohol di kalangan orang-orang di bawah umur merupakan fenomena umum di sana. (ab/ka)