PBB Kirim Pejabat Teras ke Sri Lanka

Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon mengirim kepala stafnya, Vijay Nambiar ke Sri Lanka untuk mendesak pihak berkepentingan di sana segera menghentikan pertumpahan darah karena ribuan penduduk sipil yang terperangkap dalam pertempuran sedang bergelut untuk bertahan hidup.

Jurubicara PBB mengatakan, Vijay Nambiar bertolak Kamis malam untuk menggaris-bawahi kuatnya harapan Sekretaris Jenderal agar kekerasan secepatnya diakhiri.

Di Sri Lanka utara hari Kamis pasukan pemerintah dan pemberontak Tamil tidak menghiraukan pernyataan tidak mengikat Dewan Keamanan PBB yang meminta keduanya melindungi penduduk sipil yang terperangkap dalam pertempuran. Militer Sri Lanka mengatakan, paling kurang dua ribu penduduk sipil menyelamatkan diri dari sejalur tanah yang masih dikuasai pemberontak Tamil. Jurubicara militer menjelaskan, pemberontak menembaki penduduk sipil sewaktu mereka menyeberangi sebuah danau masuk ke wilayah yang dikuasai pemerintah menyebabkan 4 orang tewas.

Berbagai kelompok hak asasi manusia mengatakan kedua pihak tidak menghiraukan keselamatan penduduk sipil.

Sementara itu, Komite Palang Merah Internasional mengatakan petugasnya sedang menyaksikan bencana kemanusiaan yang tidak terbayangkan di Sri Lanka sementara masih banyak penduduk sipil yang terperangkap di zona pertempuran. Seorang pejabat Palang Merah mengatakan hari Kamis bahwa sebuah kapal motor yang berusaha membawa bantuan yang amat diperlukan dan mengevakuasi yang luka-luka, untuk hari ke-3 terpaksa pulang akibat pertempuran hebat.

Pasukan pemerintah dan pemberontak Tamil tidak menghiraukan permintaan tidak mengikat dari Dewan Keamanan PBB agar kedua pihak melindungi penduduk sipil yang terperangkap di medan tempur.

Militer Sri Lanka menerangkan, paling tidak 2000 penduduk sipil berhasil keluar dari sejalur tanah yang masih dikuasai pemberontak. Paling tidak 4 orang tewas ketika, kata militer, pemberontak Tamil menembaki orang-orang yang menyeberang masuk ke wilayah yang dikuasai pemerintah.

Petugas medis mengatakan mereka terpaksa meninggalkan satu-satunya rumahsakit di zona pertempuran akibat gempuran artileri yang tiada hentinya.