Pihak Berwajib di Kairo Periksa Ahli Biokimia Tersangka Bom London

Pihak berwajib di Cairo menyatakan sedang memeriksa pria ahli bio-kimia kelahiran Inggris yang dicurigai membantu membuat bom-bom yang digunakan dalam serangan teroris pekan lalu di London. Pria itu, Magdy el-Nashar, berumur 33 tahun, penduduk Inggris, yang sekarang dalam tahanan, menyatakan tidak bersalah. Pihak penguasa Mesir menyatakan dia tidak berkaitan dengan jaringan teror al-Qaida.

Pria itu mengatakan kepada tim investigator, dia datang dari kota Leeds, di Inggris utara, dan sedang berkunjung ke Mesir. Dia awal tahun ini memperoleh gelar doktor dari Universitas Leeds. Tim pemeriksa sedang berusaha mencari kemungkinan adanya kaitan antara el-Nashar dan ke-empat pria yang dinyatakan sebagai pengebom bunuh-diri 7 Juli lalu terhadap kereta-api bawah tanah dan sebuah bus di London, yang menewaskan lebih dari 54 orang dan melukai ratusan lainnya. Tiga dari tersangka pengebom itu juga tinggal di kota Leeds.

Komisaris polisi London – Ian Blair – mengatakan, tim investigator juga berhubungan dengan pihak berwajib di Pakistan, karena tiga dari ke-empat tersangka pengebom itu orang muslim kelahiran Inggris keturunan Pakistan dan satu dari mereka belajar agama di sana. Komisaris polisi itu berharap akhirnya dapat dibuktikan adanya kaitan antara jaringan teror al-Qaida dan serangan di London itu. Umat muslim Inggris telah mengutuk pengeboman itu sebagai kejahatan tercela dan tindakan itu bertentangan samasekali dengan ajaran Islam.

Sementara jumlah korban jiwa akibat pengeboman teroris pekan lalu di London meningkat menjadi 55 orang, Perdana Menteri Inggris Tony Blair menyerukan kepada dunia agar menghadapi yang disebutnya idiologi jahat. PM Blair mengatakan kepada pertemuan Partai Buruh, apa yang sedang dihadapi dunia sekarang bukan bentrokan antara peradaban, melainkan yang disebutnya perjuangan global, yakni bentrokan gagasan baik di dalam Islam maupun di luarnya. Dia memperingatkan, bahaya terbesar sekarang adalah kalau dunia gagal dengan berani menghadapi masalah itu.

Sementara itu, para keluarga dari dua tersangka pengebom bunuh-diri di London, menyatakan simpati kepada para keluarga korban jiwa, dan mengutuk terorisme serupa itu. Satu dari keluarga tersangka pengebom tersebut mengatakan, mereka yakin bahwa putra mereka telah diindoktrinasi oleh kaum teroris.

Para pemimpin utama muslim Inggris telah mengutuk pembunuhan massal terhadap penduduk sipil yang tidak berdosa , perbuatan yang melanggar ajaran Islam dan menyatakan para pelaku pembunuhan itu tidak bisa dianggap sebagai syuhada. Para pejabat Inggris juga telah membentangkan usul undang-undang anti-terorisme yang dimaksudkan untuk mempermudah penjatuhan vonis bersalah terhadap para tersangka yang merencanakan serangan.