Paus Fransiskus Mengatakan Tindakan Konkret Diharapkan Muncul dari KTT Pelecehan Seksual oleh Klerus

  • Adriana Sembiring

Your browser doesn’t support HTML5

Paus Fransiskus telah membuka pertemuan puncak Vatikan yang belum pernah terjadi sebelumnya tentang apa yang disebutnya "luka pelecehan seksual yang dilakukan oleh para rohaniwan Gereja
CR Vatican Sex Abuse Summit
HEAD: Paus Fransiskus mengatakan tindakan konkret diharapkan muncul dari KTT pelecehan seksual oleh klerus
NUMBER: 26786124

((INTRO))
Paus Fransiskus telah membuka pertemuan puncak Vatikan yang belum pernah terjadi sebelumnya tentang apa yang disebutnya "luka pelecehan seksual yang dilakukan oleh para rohaniwan Gereja." Para pejabat Vatikan menyebut pertemuan itu "pengalaman yang berpengaruh dan intens bagi semua yang hadir." Laporan Sabina Castelfranco dari Roma selengkapnya disampaikan Adriana Sembiring.

((TEXT))
Doa-doa dan kesaksian video dari lima orang penyintas pelecehan seksual yang tidak disebut identitasnya dari berbagai benua membuka pertemuan. Para korban itu menceritakan pengalaman traumatis mereka.

Pada keterangan singkat Vatikan setelah sesi pembukaan, Pastor Hans Zollner, presiden pusat perlindungan anak di bawah umur, mengatakan kesaksian itu "brutal, jujur dan tidak ada yang ditutupi".

Uskup Agung Malta, Charles Scicluna, penyelidik utama Vatikan untuk pelecehan seksual, mengatakan suara-suara yang mereka dengar itu emosional dan kuat.

((ACT SCICLUNA))
"Untuk memahami gawatnya situasi, kita perlu mendengarkan para korban, menemui mereka, karena itu adalah ranah suci."

((END ACT))

Paus memanggil para uskup dari seluruh dunia untuk berkumpul membahas apa yang telah menjadi krisis paling serius dan skandal Gereja Katolik, pelecehan seksual yang dilakukan oleh anggota klerus.

Paus Fransiskus mengatakan Gereja harus "mendengarkan seruan anak-anak kecil yang mencari keadilan."

((ACT POPE, ITALIAN FADE))

Dalam pernyataan pembukaannya, Paus Fransiskus mengatakan kepada orang-orang yang berkumpul bahwa Umat Allah yang kudus berpaling kepada kita bukan mengharapkan "kutukan biasa dan dapat diprediksi, tetapi tindakan konkret dan efektif yang harus dilakukan."

Kardinal Filipina Luis Tagle adalah orang pertama yang berpidato dalam pertemuan sekitar 200 peserta di aula sinode Vatikan setelah paus. Dia tersedak ketika dia mengatakan bahwa “luka telah ditimbulkan oleh kami, para uskup, terhadap para korban.”

((ACT TAGLE))
"Kurangnya respons kita terhadap penderitaan para korban, bahkan sampai pada titik penolakan mereka dan menutupi skandal untuk melindungi para pelaku dan institusi yang telah melukai jemaat kita, meninggalkan luka yang parah dalam hubungan kita dengan orang-orang yang harus kita layani."

((END ACT))

Uskup Agung Scicluna, yang selanjutnya berbicara dalam pertemuan itu, mengatakan, "tugas kita adalah melindungi jemaat kita dan memastikan keadilan ketika mereka dilecehkan." Dia menambahkan, "Kami akan melindungi mereka dengan segala cara."

Scicluna menjelaskan bahwa gereja harus melihat dengan cermat bagaimana para imam dan uskup dipilih. Dia mengatakan, "Pertanyaan tentang penyaringan calon pastor pada masa depan tetap merupakan hal yang pokok."
Menjelang pertemuan itu, para penyintas pelecehan seksual mengatakan mereka juga ingin melihat rohaniwan gereja yang dinyatakan bersalah karena melakukan atau menutupi pelecehan harus dipecat dari posisi mereka.