Tautan-tautan Akses

WHO: Malaria di Asia Tenggara Semakin Kebal terhadap Obat


WHO mengatakan, tanda-tanda lain dari perkembangan kekebalan terhadap obat malaria telah muncul di perbatasan Thailand dan Burma serta di Vietnam (foto: dok)..
WHO mengatakan, tanda-tanda lain dari perkembangan kekebalan terhadap obat malaria telah muncul di perbatasan Thailand dan Burma serta di Vietnam (foto: dok)..

Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengkhawatirkan berkembangnya tantangan dalam membasmi malaria di Asia Tenggara, yang membuktikan meningkatnya kekebalan malaria terhadap obat.

Sebuah kemitraan global yang dipimpin Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) mengatakan, meskipun berhasil menurunkan tingkat kematian dalam dekade terakhir, malaria masih menjadi masalah kesehatan global, karena 650.000 orang meninggal dalam setahun - terutama di Afrika.

Di Asia, negara yang terkena dampak paling besar adalah India, Indonesia, Pakistan dan Burma. Di seluruh dunia tahun 2010 WHO mengatakan, malaria menjangkiti 30 juta orang dan 42.000 orang meninggal.

Kini semakin banyak bukti mengenai peningkatan kekebalan obat malaria di Asia Tenggara yang menimbulkan kekhawatiran bahwa penyakit itu bisa menyebar, mungkin menambah 200.000 orang ke dalam angka kematian global.

Fatoumata Nafo-Traore adalah direktur eksekutif lembaga Roll Back Malaria Partnership, sebuah upaya bersama antara WHO, UNDP, Bank Dunia, dan organisasi lainnya. Ia mengatakan pihak-pihak berwenang memusatkan perhatian pada pemahaman yang lebih baik tentang jenis kekebalan obat.

“Perkembangan kekebalan parasit terhadap kombinasi terapi obat artemisinin merupakan tantangan terbesar dan mulai terjadi di perbatasan Kamboja dan Thailand, tetapi kami sudah mulai mengambil tindakan nyata terhadap hal itu,” paparnya.

WHO mengatakan, tanda-tanda lain dari perkembangan kekebalan terhadap obat malaria telah muncul di perbatasan Thailand dan Burma serta di Vietnam.

Tetapi, Nafo-Traore mengatakan, kesulitan juga terletak pada minimnya dana. Ia ingin sektor swasta membantu kekurangan tersebut.

“Sangat penting bagi kami untuk mempertahankan tingkat pendanaan dan berusaha meningkatkan sumber-sumber pendanaan. Karenanya kami mengupayakan peningkatan sumber dana domestik. Melibatkan sektor swasta untuk lebih berperan dalam mengendalikan malaria, karena malaria juga terkait dengan absensi di kantor, sekolah serta turunnya investasi,” tambahnya.

Dalam upaya mengkonsolidasikan kerjasama regional Asia Pasifik, Australia mensponsori konferensi pekan ini, menandai penyelenggaraan KTT Malaria pertama di wilayah ini.

Nafo-Traore mengatakan, meskipun Australia bebas malaria, pemerintahnya telah memprioritaskan dukungan terhadap negara-negara lain dalam memberantas malaria.
XS
SM
MD
LG