Tautan-tautan Akses

Wawancara Ekslusif: Joey Alexander, Pianis Jazz Indonesia dengan Dua Nominasi Grammy


Reporter VOA, Ningrum Spicer mewawancarai Joey Alexander di New York.
Reporter VOA, Ningrum Spicer mewawancarai Joey Alexander di New York.

Untuk pertama kalinya musisi Indonesia berhasil masuk dalam ajang penghargaan Musik tertinggi di Amerika Serikat, Grammy Awards.

Joey Alexander, pianis muda yang baru berusia 12 tahun, mendapat nominasi Grammy untuk dua kategori yaitu Best Improvised Jazz Solo untuk lagu Giant Step dan Best Jazz Insturmental Album untuk album My Favourite Things yang diproduseri oleh Jason Olaine.

Dalam kategori Best Improvised Jazz Solo, Joey bersaing dengan empat musisi soloist jazz terkemuka Amerika seperti Christian McBride, Donny McCaslin, Joshua Redman, dan John Scofield. Sedangkan dalam kategori Best Jazz Instrumental Album, Joey bersaing dengan Terence Blanchard Featuring The E-Collective, Jimmy Greene, dan John Scofield.

Joey yang saat ini bermukim di New York, memulai menulis komposisi musik "Ma Blues" pada saat usia 10 tahun. Lagu ini juga ada dalam album perdanaya "My Favorite Things". Bakat Joey yang berasal dari Bali ini, ditemukan oleh pemain terompet Jazz Wynton Marsalis. Joey telah tampil di berbagai festival dan konser musik Jazz di berbagai belahan Amerika Utara.

Producer VOA, Ningrum Spicer bersama Yogi Leksono dan tim baru-baru ini berjumpa dan berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan Joey Alexander dalam persiapannya menjelang ajang penghargaan musik Grammy Award di kota New York.

VOA: Bagaimana perasaan Joey ketika mendapatkan 2 nominasi untuk ajang penghargaan musik Grammy Award ini?

Joey Alexander: "Saya merasa bersyukur sekali atas nominasi ini terutama kepada ajang musik Grammy yang telah mengakui musik saya dan mensejajarkan diri saya dengan musisi-musisi ternama lainnya.Saya juga bersyukur kepada kedua orang tua saya terutama ayah saya yang telah membimbing saya dibidang musik. Saya juga sangat berterima kasih kepada produser album saya Jason Olaine dan juga musisi handal Wynton Marsalis yang telah sangat membantu diri saya."

VOA: Mengapa Joey memilih Jazz?

Joey Alexander: "Dengan Jazz, diri saya merasa bisa mengekspresikan kebebasan yang bisa membawa diri saya mempunyai perasaan swing dan blues. Ketika mendengarnya, kita akan merasakan perasaan itu. Dan tanpa blues, jazz itu tidak akan pernah ada. Bagi saya improvisasi adalah bermain dari hati, jadi ketika bermain di atas panggung semua tergantung dari hati dan bukan sesuatu yang direncanakan."

VOA: Joey dikenal sebagai "Child Prodigy". Apa kegiatan sehari-hari dan kesukaan Joey?

Joey Alexander: "Saya hanyalah seorang anak yang mempunyai aktivitas dan hobi sama seperti anak-anak pada umumnya. Saya suka mainan seperti Action figures super heroes dan juga suka nonton film. Seperti baru-baru ini saya nonton film Kungfu Panda di mana alur ceritanya menarik dan juga banyak actionnya."

VOA: Bagaimana Joey membagi waktu dengan tour keliling, recording, latihan dan sekolah?

Joey Alexander: "Saya menjalankan kegiatan saya secara natural, tidak susah banget karena saya mengambil sekolah secara online dengan waktu yang flexible. Musik adalah hidup saya, jadi saya selalu punya waktu untuk menjalaninya."

Tim VOA juga memberikan kesempatan kepada para pemirsa setia VOA untuk bertanya langsung kepada Joey Alexander. Berikut beberapa pertanyaan yang dipilih oleh tim kami.

Sanya Dririndra Putranti (Pemirsa VOA): Apa sih arti menjadi seorang pianis bagi Joey?

Joey Alexander: "Piano adalah musik saya, karena itu menjadi seorang pianist bagi saya adalah seperti mengekspresikan sebuah cerita dari perasaan yang saya miliki."

Yayang Agnes Daniarsih Subarnas (Pemirsa VOA): Siapa yang mempengaruhi musik-musik Joey?

Joey Alexander: "Sejak kecil saya selalu mendengar Louis Armstrong, Duke Ellington, Thelonious Monk, Miles Davis, John Coltraine, Herbie Hancockdan tentu saja Wynton Marsalis. Saya menjadi seperti ini karena mereka yang merupakan inspirasi saya. Tidak hanya jazz, saya juga suka mendengar musik genre lainnya seperti gospel, pop maupun classic."

Wulan Danu Kusumo (Pemirsa VOA) Siapa sih all time komposer musik favorit Joey?

Joey Alexander: Billy Strayhorn, Thelonious Monk, Miles Davis, John Coltraine adalah beberapa komposer favorit saya, tetapi mungkin Thelonious Monk adalah modern jazz komposer pertama yang saya suka.

Ima Abdulrahim (Pemirsa VOA): Indonesia punya banyak festival terkemuka seperti Java Jazz dan JakJazz dan banyak musisi dunia bermain di situ. Bagaimana pendapat Joey terhadap festival-festival tersebut?

Joey Alexander: Saya berharap semoga banyak orang Indonesia untuk bermain di festival-festival jazz tersebut.

Joey Alexander bersama tim VOA di New York.
Joey Alexander bersama tim VOA di New York.

VOA: Apa rencana Joey ke depan? termasuk bermain di Indonesia

Joey Alexander: Saya sedang menyelesaikan album kedua saya dan rencananya selesai tahun ini disamping I love performing dan rencananya akan main di Newport Jazz Festival lagi tahun ini. Dan saya juga berharap akan bisa main di Indonesia.

Joey direncanakan akan menghadiri dan tampil di ajang musik Grammy Awards yang akan berlangsung pada tanggal 15 February di Staples Center di Los Angeles, California. Acara ini akan dipandu oleh musisi ternama LL Cool J. Semoga Joey bisa membawa pulang dua piala Grammy Awards yang dinominasikan kepadanya.

XS
SM
MD
LG