Tautan-tautan Akses

Pesawat Terbaru Boeing ‘Dreamliner’ Miliki Banyak Gangguan


Pesawat Dreamliner milik Japan Airlines (JAL) mengalami kebocoran bahan bakar selagi akan lepas landas dan terpaksa ditarik balik ke gerbang penerbangan di bandara Narita, Tokyo hari Selasa (8/1).
Pesawat Dreamliner milik Japan Airlines (JAL) mengalami kebocoran bahan bakar selagi akan lepas landas dan terpaksa ditarik balik ke gerbang penerbangan di bandara Narita, Tokyo hari Selasa (8/1).

Selama tiga hari berturut-turut, muncul beberapa masalah baru dalam operasi pesawat jet jarak jauh terbaru di dunia, Dreamliner 787 buatan Boeing.

Maskapai penerbangan Jepang, All Nippon Airways, hari Rabu (9/1) membatalkan penerbangan Dreamliner dari perfektur Yamaguchi menuju Tokyo, karena masalah rem. Maskapai penerbangan itu mengatakan sebuah pesan keliru terpampang di layar kokpit pesawat itu terkait dengan sistem rem.

Insiden ini terjadi setelah dua insiden sebelumnya dalam pekan ini di Bandara Internasional Logan Boston. Sebuah pesawat 787 Dreamliner yang diparkir dan dioperasikan oleh Japan Airlines hari Senin, terbakar ketika sebuah baterai dalam sistem listriknya meledak. Kemudian pada hari Selasa, pesawat jenis Dreamliner kedua milik Japan Airlines mengalami kebocoran bahan bakar selagi akan lepas landas dan terpaksa ditarik balik ke gerbang penerbangan.

Meskipun ada insiden-insiden seperti itu, Boeing yang berbasis di Amerika mengatakan “sangat yakin” pada pesawat jenis ini.

Boeing merupakan pabrik pesawat terbesar kedua di dunia dan harapannya sangat tinggi pada Dreamliner. Pesawat jenis ini bisa membawa 290 penumpang dan merupakan jenis pesawat besar pertama yang umumnya dibangun dari bahan-bahan komposit, bukan metal. Pesawat ini mengkonsumsi bahan bakar 20% lebih sedikit dari pesawat serupa.

Tetapi insiden-insiden pekan ini menyusul sebuah pola masalah pesawat seharga 207 juta dolar itu. Pengiriman pertama pesawat tersebut kepada maskapai penerbangan berulangkali tertunda dalam beberapa tahun ini karena masalah produksi. Perakitan besar-besaran dimulai pertengahan tahun 2006, tetapi pesawat pertama tidak dikirim hingga akhir 2011. Kemudian pesawat itu menghadapi beragam kerusakan mekanis bulan lalu, termasuk beberapa masalah listrik.

Setelah ledakan hari Senin, Boeing mengatakan pihaknya kini bekerjasama dengan para pejabat keselamatan transportasi untuk menyelidiki insiden itu, tetapi menyatakan tidak percaya bahwa insiden itu terkait dengan masalah listrik bulan Desember yang juga ditemukan di beberapa pesawat lainnya.

Beberapa maskapai penerbangan Jepang mengatakan mereka tidak berencana membatalkan pesanan pesawat itu meskipun ada masalah-masalah tersebut. Boeing telah menjual 848 pesawat Dreamliner.
XS
SM
MD
LG