Tautan-tautan Akses

PBB, Asia Tenggara Kerjasama untuk Akhiri Kekerasan atas Perempuan


Kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, karena tidak adanya undang-undang dan aturan yang tegas (foto: ilustrasi).
Kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, karena tidak adanya undang-undang dan aturan yang tegas (foto: ilustrasi).

Pertemuan di Manila menyimpulkan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak dapat dicegah dengan penerapan UU dan kebijakan yang tegas.

Sebuah pertemuan internasional di Filipina telah menyimpulkan bahwa aksi kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak yang meluas di Asia Tenggara dapat dicegah dengan penerapan undang-undang dan kebijakan yang tegas.

Wakil-wakil dari PBB dan negara-negara Asia Tenggara mengadakan pertemuan selama dua hari di Manila pekan ini, untuk mendapatkan berbagai cara guna mengatasi aksi kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak di kawasan ini.

Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Urusan Kekerasan Terhadap Anak-Anak Marta Santos Pais mengatakan, kekerasan terhadap anak-anak terjadi dalam semua konteks, termasuk di mana anak-anak diperkirakan memperoleh manfaat dari perlindungan khusus. Tetapi ia mengatakan hal ini bisa dicegah dengan langkah-langkah tegas dan tindakan efektif.

Seorang pejabat PBB lainnya Indira Jaising mengatakan kekerasan terhadap perempuan tergambar dari hubungan kekuasaan yang tidak seimbang dalam masyarakat. Ia juga mengatakan semua wacana keagamaan dan kebudayaan yang mempertahankan posisi subordinat atas perempuan, harus ditolak.

Dialog di antara wakil-wakil kawasan ini akan membantu PBB menyiapkan rencana lima tahun untuk mencegah dan menghapus kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak.

XS
SM
MD
LG