Tautan-tautan Akses

Penjualan Mobil Listrik Turun di AS akibat Kebakaran saat Uji Coba Chevrolet Volt


Badan Keselamatan Kendaraan Federal AS tengah memeriksa penyebab terjadinya kebakaran terkait batere pada mobil Chevrolet Volt (foto: dok).
Badan Keselamatan Kendaraan Federal AS tengah memeriksa penyebab terjadinya kebakaran terkait batere pada mobil Chevrolet Volt (foto: dok).

Badan Keselamatan Kendaraan Federal Amerika saat ini tengah memeriksa penyebab terjadinya kebakaran batere mobil listrik Chevrolet Volt ketika para petugas menguji coba mobil tersebut.

Pemilik pertama mobil Chevrolet Volt di Negara bagian Illinois adalah Cars.com, yang membeli mobil listrik itu seharga 40.000 dolar untuk diuji coba kehandalannya.

Joe Wiesenfelder, Redaktur Eksekutif Cars.com, mengatakan, “Kami termasuk pembeli pertama mobil listrik itu di Amerika, walaupun Chicago bukan tempat peluncuran pertama mobil itu. Kami mengendarai mobil itu sepanjang musim dingin dan panas, menguji cobanya. Kami menyukai mobil itu.”

Wiesenfelder juga mengatakan bahwa perusahaannya juga yang pertama menguji coba mobil itu dengan cara menabrakkannya.

“Banyak pihak menaruh perhatian pada uji coba yang satu ini. Ini merupakan pertama kalinya kantung udara diuji pada Volt yang sedang jalan. Jadi, kami perintis pertama dalam hal ini,” paparnya.

Setelah diperbaiki, beberapa minggu kemudian mobil itu beroperasi kembali di jalan. Wiesenfelder mengatakan sejak itu mobil itu tidak mengalami masalah apa pun.

Tetapi, tidak demikian halnya dengan hasil uji coba Chevrolet Volt yang dilakukan Badan Keamanan Lalu Lintas Jalan Raya Amerika (NHTSA).

“Mobil Volt yang diujicoba dengan cara ditabrakkan oleh NHTSA masuk ke dalam peringkat lima bintang. Namun, tiga minggu kemudian batere mobil itu terbakar,” ujar Wiesenfelder.

Ia mengatakan produsen mobil itu, General Motors, yakin pemecahan masalah itu adalah dengan mengeluarkan muatan listerik dari batere lithium-ion setelah terjadi tabrakan. Tetapi, Wiesenfelder mengatakan sulit mengetahui seberapa seriusnya masalah itu.

“NHTSA juga tidak membahasnya. Ketika kami menanyakan apakah mereka juga sudah mengujicoba mobil-mobil lain seperti Nissan Leaf, mereka tidak bersedia menjawabnya,” ujarnya.

Kurangnya informasi memunculkan spekulasi tentang keamanan mobil-mobil yang digerakkan batere. Wiesenfelder mengatakan bahwa ketidakpastiaan bisa berdampak buruk pada penjualan Chevrolet Volt yang sudah kurang laku.

Namun, Wiesenfelder mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan Volt atau mobil lain yang digerakkan listerik saat ini, kurang aman dibandingkan dengan yang digerakkan oleh mesin pembakaran. Direktur Penelitian Tranportasi pada Laboratorium Nasional di Argonne, Don Hillebrand, setuju.

Ia mengatakan, “Mobil listrik umumnya lebih aman daripada mobil yang digerakkan oleh mesin dengan sistem pembakaran.”

General Motors tahun ini telah berhasil menjual 6.000 mobil Chevrolet Volt.

XS
SM
MD
LG